WahanaNews.co | Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia atau Indonesian E-Commerce Association (Idea) Bima Laga memprediksi transaksi Hari Belanja Online (Harbolnas) 12.12 di tahun ini bisa lebih tinggi dibanding tahun 2021.
Sebelumnya di 2021, transaksi Harbolnas mencapai Rp 18,1 triliun untuk seluruh produk, dan Rp 8,1 triliun untuk lokal produk. Di 2022 ini, Harbolnas digelar selama 2 hari mulai dari tanggal 11-12 Desember 2022, kemudian puncaknya akan diselenggarakan Hari Bangga Buatan Indonesia (HBBI) pada 13 Desember 2022.
Baca Juga:
Manfaatkan Harbolnas, Mendag Ajak Konsumen Belanja Produk UMKM
“Harapannya transaksi Harbolnas 12.12 di tahun ini bisa melebihi pencapaian di 2021 yang sebesar Rp 18,1 triliun,” kata Bhima Laga, Senin (12/12/2022).
Bhima mengungkapkan, program Harbolnas ini sudah berjalan selama kurang lebih 11 tahun yang diinisiasi oleh para pelaku industri e-commerce. Dalam Harbolnas 2022 ini setiap peserta Harbolnas 2022 diwajibkan menerapkan promo dasar sebesar 30%, lalu ada tambahan subsidi diskon dari penyelenggara. Semua informasi peserta dapat dilihat di harbolnas.idea.or.id.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di kesempatan sebelumnya menyampaikan, Harbolnas digelar untuk mendorong penggunaan dan perdagangan produk-produk dalam negeri, serta menjaga tingkat konsumsi domestik guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga:
Kemendag Targetkan Transaksi Rp25 Triliun di Harbolnas 2023
“Pertumbuhan persebaran produk lokal saat ini sangat signifikan. Mulai dari fesyen, kerajinan tangan, terlebih kuliner buatan pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) lokal memiliki kualitas yang juga semakin baik dan layak menjadi incaran para pecinta belanja online. Terlebih dengan adanya pesta diskon seperti yang ditawarkan Harbolnas akan mendorong perbaikan daya beli konsumen,” ujar Mendag.
Menurutnya, perkembangan industri UMKM Indonesia yang tumbuh positif memberikan keyakinan capaian transaksi Harbolnas 2022 semakin signifikan.
Program Harbolnas sendiri merupakan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri digital yang bertujuan menjaga konsumsi domestik terus tumbuh.
Pasalnya konsumsi domestik menjadi pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
“Pemerintah dan pelaku usaha perlu saling mendukung dan berbagi tugas dalam menjalankan peran untuk mendorong konsumsi masyarakat. Pemerintah mengambil peran dengan melakukan sosialisasi melalui berbagai media, sedangkan pelaku usaha menjalankan peran menyediakan berbagai bentuk penawaran menarik seperti potongan harga dan bebas ongkir untuk menarik minat belanja masyarakat,” kata Mendag. [rna]