WahanaNews.co | Seorang pejabat Afghanistan mengatakan, komandan milisi
anti-Taliban akan membantu pasukan Afghanistan dalam menghadapi kelompok
tersebut.
Sang komandan akan membantu merebut
kembali sebagian wilayah barat Afghanistan, termasuk
perbatasan dengan Iran.
Baca Juga:
Taliban: Tugas Wanita Itu Melahirkan, Bukan Jadi Menteri
Taliban merebut distrik penting di
Provinsi Herat yang dihuni puluhan ribu masyarakat minoritas Syiah Hazaras pada
Kamis (8/7/2021) kemarin.
Kelompok garis keras Sunni tersebut
ingin mengusir pasukan Afghanistan di sana dan mengusai kota-kota perbatasan
dan rute dagang penting.
Sang komandan diketahui sebagai Mohammad Ismail Khan.
Baca Juga:
Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Kuliah, Tapi…
Ia adalah mantan menteri dan penyintas
serangan Taliban tahun 2009.
Khan merupakan bekas
anggota penting Aliansi Utara, milisi bersenjata yang membantu pasukan AS
menggulingkan Taliban tahun 2001.
Pada Jumat (9/7/2021), seorang pejabat Afghanistan
mengatakan, komandan veteran Tajik, Ismail Khan, yang juga dikenal sebagai "Singa dari Herat", dijadwalkan akan menggelar rapat untuk mempersiapkan serangannya
melawan Taliban.
Ia akan mempertahankan kekuasaannya di
Herat.
Pejabat itu menambahkan, beberapa komandan anti-Taliban juga membantu pasukan Afghanistan
yang kewalahan melawan Taliban di perbatasan Barat dan Utara.
Pemerintah Afghanistan dan Taliban
belum mengungkapkan detail tentang pertempuran di Herat.
Anggota politik Taliban mengunjungi
Moskow untuk memastikan komitmen mereka pada pemerintah Rusia untuk mengizinkan
kedutaan asing dan organisasi kemanusia beroperasi di Afghanistan, walaupun pasukan asing sudah meninggalkan negara itu.
"Saat ini semua perbatasan yang
dikuasai IEA (Emirat Islam Afghanistan) akan tetap terbuka dan berfungsi, kami
pastikan semuanya, kami tidak akan mengincar diplomat, kedutaan atau konsulat,
organisasi non-profit dan staf mereka," cicit juru bicara Taliban, Suhail Shaheen.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mempertahankan keputusannya untuk
menarik pasukan AS dari Afghanistan, meski sebagian besar negara itu
kembali dikuasai Taliban.
Ia mengatakan, rakyat
Afghanistan sendiri yang harus menentukan masa depannya dan tidak akan
menyerahkan generasi AS selanjutnya pada perang yang sudah berlangsung 20
tahun.
Biden memutuskan akan menarik pasukan
AS pada 31 Agustus mendatang.
Masih ada 650 pasukan yang berada di
Kabul untuk menjaga kedutaan besar. [qnt]