WAHANANEWS.CO, Jakarta - Serangan besar-besaran Israel terhadap instalasi militer dan nuklir Iran pada Jumat (13/6/2025) telah menimbulkan tiga dampak negatif signifikan yang mengancam stabilitas kawasan dan ekonomi global.
Salah satu akibat langsung dari serangan tersebut adalah meningkatnya risiko konflik yang meluas di Timur Tengah.
Baca Juga:
Israel Dihujani Rudal Iran: Warga Panik, Ledakan Demi Ledakan Guncang Tel Aviv
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah menewaskan tiga jenderal senior Iran dalam serangan udara yang melibatkan lebih dari 200 jet tempur.
Selain itu, enam ilmuwan nuklir Iran juga dilaporkan gugur. Dalam pernyataan resminya di platform X, IDF menyatakan:
"Kami sekarang dapat mengonfirmasi bahwa Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Panglima Garda Revolusi, dan Panglima Komando Darurat Iran semuanya tewas dalam serangan Israel di Iran oleh lebih dari 200 jet tempur," tulis IDF.
Baca Juga:
Iran Rontokkan Jet Tempur Israel, Pilot Perempuan Ditangkap Hidup-hidup
"Mereka adalah tiga pembunuh massal yang kejam dengan darah internasional di tangan mereka. Dunia menjadi tempat yang lebih baik tanpa mereka," lanjutnya.
Media pro-IRGC, Tasnim News, mengungkap identitas enam ilmuwan nuklir Iran yang menjadi korban serangan: Abdolrahim Minouchehr, Ahmadreza Zolfaghari, Seyed Amirhossein Faghihi, Matlabi-Zadeh, Mehdi Tehranchi, dan Fereydoun Abbasi.
Tiga Dampak Besar dari Serangan Israel ke Iran:
1. Ketegangan Regional dan Ancaman Perang yang Meluas
Sebagai respons, Iran meluncurkan lebih dari 100 drone Shahed-136 ke arah Israel.
Langkah ini memicu negara-negara tetangga seperti Irak dan Yordania untuk segera menutup wilayah udara mereka.
Ketegangan meningkat, dan risiko konflik terbuka dengan melibatkan sekutu-sekutu Iran seperti Hizbullah dan Houthi, serta pasukan AS, menjadi lebih tinggi.
Ketidakstabilan pun mengancam kawasan Teluk, Levant, dan jalur energi dunia.
2. Guncangan pada Pasar Minyak dan Ekonomi Dunia
Harga minyak melonjak tajam lebih dari 7% hanya dalam sehari pasca serangan.
Jika konflik bereskalasi, potensi penutupan Selat Hormuz bisa menghambat distribusi minyak global, memicu inflasi energi dan pangan, serta memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.
Negara-negara pengimpor seperti Indonesia dapat mengalami gejolak harga dan tekanan ekonomi yang lebih berat.
3. Korban Sipil dan Kerusakan Strategis
Meski Israel menyatakan hanya menargetkan instalasi militer dan nuklir, sejumlah warga sipil dan penghuni kompleks militer di Teheran turut menjadi korban.
Beberapa bagian dari infrastruktur nuklir Iran mengalami gangguan meski tidak sepenuhnya hancur.
Situasi ini memperparah krisis kemanusiaan, memicu kemarahan publik Iran terhadap Israel, serta memperlebar konflik ke ranah diplomasi dan opini global.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]