WahanaNews.co | Invasi Rusia ke Ukraina telah memberi pelajaran berharga Taiwan untuk tetap waspada terhadap ancaman China.
Sebab, sejauh ini hanya China yang terus mengancam negara pulau tersebut dengan tujuan menyatukan Taiwan ke China daratan.
Baca Juga:
KDEI Taipei Sosialisasikan Kebijakan Barang Kiriman dan Bawaan PMI kepada Masyarakat Indonesia di Taiwan
Taiwan berencana menggandakan lebih dari dua kali lipat kapasitas produksi rudal tahunannya menjadi hampir 500, terus meningkatkan kekuatan tempur di tengah apa yang dilihatnya sebagai ancaman militer yang meningkat dari China daratan.
Ini terjadi setelah Taiwan pada bulan November menyetujui pengeluaran militer tambahan sebesar NT$ 240 miliar (US$ 8,6 miliar) selama lima tahun ke depan, karena ketegangan dengan Beijing, yang mengklaim pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai wilayahnya sendiri, mencapai titik tertinggi baru.
Melansir South China Morning Post, Sabtu (5/3/2022), Pesawat Tentara Pembebasan Rakyat dalam beberapa bulan terakhir berulang kali terbang melalui zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
Baca Juga:
Dandim Hadiri Rapat Paripurna Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Anggota DPRD Kabupaten Merangin
Kementerian pertahanan Taiwan, dalam sebuah laporan yang dikirim ke parlemen untuk ditinjau oleh anggota parlemen, mengatakan pengeluaran ekstra termasuk rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi rudal tahunan menjadi 497, dari saat ini 207 per tahun.
Di antaranya adalah rudal udara-ke-darat Wan Chien Taiwan yang diproduksi sendiri, serta versi upgrade dari rudal Hsiung Feng IIE, rudal serangan darat Hsiung Sheng jarak jauh yang menurut para ahli militer mampu mengenai sasaran lebih jauh ke pedalaman di Cina daratan.
Kementerian juga berencana untuk mulai memproduksi “drone serang” yang tidak ditentukan dengan target produksi tahunan.