WahanaNews.co | Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Selasa kemarin, mengucapkan terima kasih kepada pasukan keamanan negaranya karena telah menjaga tatanan konstitusional dan menunjukkan kesetiaan kepada rakyat.
Dia juga memberikan pujian kepada pasukan yang membantu menghentikan konflik internal di Rusia.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Putin dalam sebuah pertemuan di Kremlin yang dihadiri oleh anggota kementerian pertahanan, kementerian dalam negeri, pengawal Rusia, Badan Keamanan Federal (FSB), dan Badan Penjaga Federal (FSO).
"Hari ini, di Lapangan Katedral Kremlin Moskow yang bersejarah ini, berdiri prajurit angkatan bersenjata Rusia, anggota Pengawal Rusia, FSB, Kementerian Dalam Negeri, FSO, serta tentara dan perwira yang setia, yang... bekerja bersama-sama untuk mencegah terjadinya kerusuhan," ujarnya.
"Anda telah menjaga keutuhan tatanan konstitusional, kehidupan, keamanan, dan kebebasan warga negara kita, serta melindungi tanah air kita dari kekacauan dan mencegah terjadinya perang saudara," lanjutnya.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Putin juga memuji upaya pasukan keamanan yang telah bekerja dengan akurasi dan koordinasi yang baik. Dia menyatakan bahwa prajurit-prajurit tersebut telah membuktikan kesetiaan mereka kepada rakyat Rusia dan sumpah militer.
Upacara tersebut diakhiri dengan penghormatan melalui momen keheningan untuk mengenang para pilot yang tewas dalam pemberontakan tersebut.
Pada tanggal 24 Juni sebelumnya, pemimpin kelompok paramiliter Wagner, Yevgeny Prigozhin, menuduh Kementerian Pertahanan Rusia telah menyerang para petempur di kelompoknya dan mengumumkan "Pawai Keadilan" dengan menggerakkan pasukannya menuju Moskow.
Dalam pernyataannya, Prigozhin mengungkapkan niatnya untuk "menggulingkan para pemimpin militer".
Badan Keamanan Federal menyebut tindakan kelompok Wagner sebagai "pemberontakan bersenjata" dan mendorong badan tersebut untuk memulai penyelidikan pidana terhadap Prigozhin.
Namun, sebelum mencapai Moskow, Prigozhin dan pasukannya memilih untuk mundur demi mencegah terjadinya pertumpahan darah di Rusia.
Presiden Belarus, Aleksandr Lukashenko, mengungkapkan bahwa ia ikut membantu dalam penyelesaian konflik tersebut dengan mengadakan perundingan dengan pemimpin kelompok Wagner. Perundingan tersebut akhirnya menghasilkan keputusan Prigozhin untuk menerima kesepakatan deeskalasi. [eta]