WahanaNews.co | Untuk meningkatkan permintaan dalam negeri sebagai motor pertumbuhan ekonomi negara Tirai Bambu tersebut, China mencanangkan 2024 sebagai "Tahun Promosi Konsumsi"
"Tahun ini kami tetapkan sebagai 'Tahun Promosi Konsumsi' dengan kata kunci 'ekspansi berkelanjutan'. Kami akan bekerja sama dengan kementerian dan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan promosi guna mendorong konsumsi masyarakat," kata Menteri Perdagangan China Wang Wentao dalam konferensi pers di Beijing, Jumat (26/1/2024).
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Menurut Wang Wentau, Pemerintah China akan menggabungkan festival tradisional, hari libur nasional, dan acara belanja lainnya termasuk festival belanja daring untuk merayakan musim semi, musim dingin atau perayaan lainnya.
"Sekarang sedang berlangsung Festival Tahun Baru daring, misalnya dengan membelikan hadiah bagi keluarga dan teman. Contoh lain, kami akan menyoroti karakteristik lokal dan mendukung semua daerah untuk mengeksplorasi keunggulan mereka sendiri dan mengembangkan acara ikonik masing-masing daerah," jelas Wang.
Ia memberi contoh acara "Beijing-Tianjin-Hebei Consumption Season", "Shanghai's Five-Year Shopping Festival", "Zheli Consumption" di Zhejiang, dan "Aishang Chongqing" di Chongqing sebagai momen peningkatan konsumsi masyarakat.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Kami juga akan mendorong perdagangan mobil dan peralatan rumah tangga. Keduanya merupakan poin kunci dalam mendorong konsumsi tahun ini," ungkap Wang.
Menurut data Kementerian Perdagangan China, jumlah mobil adalah sekitar 340 juta unit pada 2023 dan peralatan rumah tangga utama seperti lemari es, mesin cuci, dan AC melebihi 3 miliar unit dalam periode yang sama.
Pada saat yang sama, mobil dan peralatan rumah tangga adalah jenis barang yang sangat sistematis, memerlukan produksi, pasokan dan pemasaran dari hulu dan hilir yang didukung pemerintah, perusahaan dan masyarakat baik secara daring maupun luring.
"Sehingga kami akan memperkuat peningkatan teknologi, konsumsi energi, emisi dan standar lain sebagai daya tariknya sekaligus menstabilkan dan memperluas konsumsi tradisional agar bisa memenuhi kebutuhan penggantian dua jenis barang tersebut," tambah Wang.
Cara selanjutnya untuk mendorong konsumsi menurut Wang adalah dengan mempromosikan "produk trendi dari dalam negeri".
"Kini, produk dalam negeri yang berkualitas dan mengusung budaya tradisional unggulan. Kami mengidentifikasi 300 'merek unggulan China' sesuai dengan peraturan dan standar yang relevan. Merek-merek ini memenuhi kebutuhan keinginan pasar atas barang yang modis, khusus dan personal, sehingga disukai konsumen, khususnya generasi muda," jelas Wang.
Wang juga mengakui bahwa situasi eksternal untuk perdagangan luar negeri pada 2024 semakin kompleks dan rumit.
"Di satu sisi, permintaan memang melemah seperti perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyatakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,9 persen. Di sisi lain, kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, meningkatnya proteksionisme perdagangan, konflik geopolitik dan eskalasi konflik seperti blokade jalur pelayaran di Laut Merah baru-baru ini, telah mengganggu perdagangan internasional," ujar Wang.
Biro Statistik Nasional (NBS) China menyebut Produk Domestik Bruto (PDB) China sebesar 5,2 persen pada 2023 yaitu mencapai 126,06 triliun yuan (sekitar 17,71 triliun dolar AS).
Dari jumlah tersebut, konsumsi dalam negeri menjadi penyumbang terbesar yaitu 82,5 persen.
Sedangkan sektor ekspor dan impor China pada 2023 mencapai 41,76 triliun yuan atau tumbuh sebesar 0,2 persen dibanding pada 2022.
Investasi asing di China pada periode yang sama adalah 163,25 miliar dolar AS atau setara dengan 1,13 triliun yuan atau lebih rendah dibanding tahun 2021 dan 2022.
Namun pemerintah China menyebut struktur investasi China semakin membaik dengan investasi ke industri teknologi tinggi mencapai 37,4 persen (meningkat 1,3 poin dibanding 2022) selanjutnya adalah sektor manufaktur (27,9 persen) atau meningkat 1,6 persen dibanding 2022.
[Redaktur: Zahara Sitio]