WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri (Menlu) Maroko, Nasser Bourita, menyalahkan
Spanyol atas perselisihan diplomatik antara kedua negara, Kamis (20/5/2021).
Dia mengatakan,
penyeberangan migran massal dari Maroko ke daerah kantong Spanyol di Ceuta
pekan ini karena cuaca dan kelelahan penjaga perbatasan.
Baca Juga:
Gurun Sahara di Maroko Banjir, Kejadian Pertama Kali dalam 50 Tahun
Kantor berita Spanyol, Efe, dan kantor berita Maroko, MAP, menyatakan, Bourita memperingatkan
bahwa Rabat akan mengambil sikap yang lebih tegas daripada di masa lalu.
"Maroko saat ini bukanlah masa
lalu, dan Spanyol perlu memahami ini," ujarnya.
Maroko diduga melonggarkan pengawasan
perbatasannya dengan Ceuta pada awal pekan ini.
Baca Juga:
Starbucks Bantah Tutup Kedai di Maroko
Kondisi ini membuat ribuan migran mengalir
ke kantong tersebut dengan menyeberangi perairan.
Menteri Luar Negeri Maroko ini
mengatakan, masuknya migran ke Ceuta bukanlah insiden yang
pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir.
Cuaca cerah membuatnya lebih mudah
untuk berenang di teluk kecil ke dalam kantong dan penjaga perbatasan kelelahan
setelah liburan Idulfitri.
"Tidak ada perubahan pada aparat
darat Maroko dan tidak ada yang bisa menyeberang lewat darat," kata
Bourita.
Setelah kritikan dari Spanyol atas
peristiwa itu, Maroko menarik duta besarnya untuk Madrid pekan ini.
Tindakan ini karena keputusan Spanyol
memilih merawat pemimpin kelompok dari Sahara Barat Front Polisario, Brahim
Ghali, di rumah sakit.
Spanyol membiarkan dia masuk ke negara
itu dengan dugaan Ghali menggunakan paspor Aljazair dengan nama palsu.
Bourita menyatakan, Maroko tidak akan mengembalikan duta besar selama penyebab krisis
masih ada.
"Jika ada masalah atau krisis itu
karena Spanyol lebih suka bertindak dan berkoordinasi dengan musuh Maroko
melawan perasaan rakyat Maroko dalam kaitannya dengan masalah fundamental bagi
kerajaan," katanya.
Spanyol menyebut, masuknya migran sebagai krisis serius bagi negara itu dan Eropa.
Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita
Robles, menuduh Maroko memeras Spanyol karena masalah perbatasan.
Bourita pun menolak tuduhan itu.
Bourita mengatakan, episode itu telah menunjukkan bahwa Maroko memikul beban untuk
memerangi migrasi ke Spanyol.
Negara itu menurunkan 20.000 anggota
pasukan keamanan untuk tujuan itu saja. [qnt]