WahanaNews.co | Rusia mengklaim sudah meluluhlantakkan gudang berisi senjata militer Ukraina. Gudang yang diklaim dihancurkan Rusia tersebut disebut-sebut berisi rudal dari Amerika Serikat (AS).
Dilansir Al Arabiya News, Senin (13/6/2022), juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, mengatakan Angkatan Udara Rusia dengan menggunakan rudal jelajah Kalibr dalam serangannya berhasil menghancurkan gudang persenjataan besar di wilayah Ternopil, Ukraina.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Gudang itu disebut penuh dengan sistem rudal antitank dan antipesawat yang dipasok kepada Ukraina oleh AS dan Uni Eropa.
"Rudal jarak jauh dengan presisi tinggi Kalibr yang berbasis di laut menghancurkan sebuah gudang besar, di area permukiman Chortkiv, wilayah Ternopil, yang berisi sistem rudal antitank yang dipasok kepada rezim Kiev dari AS dan negara-negara Eropa," ujar Konashenkov seperti dilansir kantor berita Rusia TASS.
"Sistem rudal antipesawat jenis man-portable dan peluru artileri untuk sistem persenjataan," imbuhnya.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Belum ada respons resmi dari pemerintah maupun militer Ukraina terkait klaim Rusia ini.
Negeri Paman Sam dan negara-negara Eropa diketahui memasok sistem persenjataan dan peralatan militer termasuk drone, artileri berat, rudal antipesawat dan antitank bernilai ratusan juta dolar kepada Ukraina.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan AS bahwa Moskow akan menyerang 'target-target baru' jika Barat mengirimkan pasokan rudal jarak jauh kepada Ukraina untuk digunakan dalam Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS).
Otoritas AS saat itu menegaskan pihaknya telah menerima jaminan dari Ukraina bawa rudal jarak jauh itu tidak akan digunakan untuk menyerah target-target di dalam wilayah Rusia.
Gubernur regional Ternopil Volodymyr Trush mengatakan bahwa serangan itu telah menyebabkan 22 orang terluka. Selain itu, sebuah instalasi militer dan empat bangunan tempat tinggal juga rusak dalam serangan itu.
"Serangan ini tidak masuk akal secara taktis ataupun strategis, sama seperti mayoritas mutlak serangan Rusia lainnya. Ini adalah teror, hanya teror," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tentang serangan di Chortkiv seperti dilansir DW.
Zelensky kemudian mengajukan permohonan kepada negara-negara Barat untuk memasok Ukraina dengan sistem pertahanan rudal modern.
"Ini adalah kehidupan yang masih bisa diselamatkan dan tragedi yang bisa dicegah jika Ukraina didengarkan," ujarnya.
Serangan Rusia di wilayah barat Ukraina sebenarnya lebih jarang terjadi dibandingkan dengan wilayah timur negara itu, di mana pertempuran sengit berkecamuk antara pasukan Ukraina dan Rusia.
Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Valerii Zaluzhnyi mengatakan dalam sebuah tautan di Facebook pada hari Minggu (12/6) bahwa ia telah berbicara dengan Mark Milley, Kepala Staf Gabungan AS.
Menurut Zaluzhnyi, garis depan di Ukraina saat ini memiliki lebar 2.450 km, di mana 1.105 km di antaranya merupakan area pertempuran aktif.
Dia mengatakan situasi di kota Sievierodonetsk begitu rumit, tetapi pasukan Ukraina berhasil menghentikan pasukan Rusia yang hendak maju.
"Sebanyak 7 batalyon kelompok taktis telah dikerahkan oleh musuh di sana. Meskipun terjadi baku tembak yang dahsyat, kami berhasil menghentikan musuh," tulisnya.
Zaluzhnyi juga menyebutkan bahwa dia meminta Milley untuk membantu Ukraina mendapatkan lebih banyak sistem artileri 155 mm dalam waktu dekat.
Perusahaan Jerman, Rheinmetall, menyelesaikan modernisasi kendaraan tempur infanteri tipe Marder yang pertama. Seorang juru bicara perusahaan, dalam sebuah komentar kepada kantor berita Jerman dpa pada hari Minggu (12/6), mengatakan enam kendaraan 'siap'.
Rheinmetall sedang dalam proses memperbaiki 100 Marders, kata Ketua Armin Papperger kepada surat kabar Jerman "Bild am Sonntag."
Dengan adanya kemungkinan pengiriman ke Ukraina, Papperger menambahkan: "Kapan dan di mana Marder akan dikirim adalah murni keputusan pemerintah federal."
Menurut Papperger, 88 tank Leopard 1 dan beberapa tank Leopard 2 juga berada di depot di Rheinmetall untuk dimodernisasi.
Ukraina ingin Jerman mengirimkan senjata berat sehingga pasukan Ukraina dapat mempertahankan diri dengan lebih baik melawan Rusia. Namun, pemerintah Jerman belum memberikan izin untuk mengirim Marder ke Ukraina.
Organisasi hak asasi manusia Amnesty International menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di kota timur laut Ukraina di Kharkiv. Amnesty mengatakan serangan di Kharkiv telah menewaskan ratusan warga sipil.
"Pemboman berulang terhadap lingkungan perumahan di Kharkiv adalah serangan membabi buta yang menewaskan dan melukai ratusan warga sipil, dan dengan demikian merupakan kejahatan perang," tegas kelompok hak asasi manusia tersebut dalam sebuah laporan.
"Hal ini berlaku baik untuk serangan yang dilakukan dengan menggunakan amunisi maupun yang dilakukan dengan menggunakan roket dan peluru artileri tak terarah."
Amnesty mengatakan mereka telah menemukan bukti penggunaan berulang bom cluster 9N210 dan 9N235, serta ranjau darat yang disebar oleh pasukan Rusia. [qnt]