WahanaNews.co | Terpilihnya Ranil Wickremesinghe, perdana menteri 6 kali, sebagai presiden Sri Lanka berikutnya, memicu kekecewaan mendalam bagi banyak demonstran yang berkumpul di sekretariat kantor presiden.
"Alasan mengapa orang-orang menentang Gotabaya bukan karena dendam pribadi. Itu untuk memprotes cita-cita dan nilai-nilai yang dia pegang," kata Buwanaka Perera, seorang pengunjuk rasa berusia 26 tahun.
Baca Juga:
Presiden Jokowi dan Presiden Wickremesinghe Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Sri Lanka
"Kami melihat nilai-nilai yang sama, korupsi dan penindasan di Ranil."
Seorang pengacara dengan reputasi sebagai operator politik yang cerdik dan terlihat dekat dengan keluarga Rajapaksa, Wickremesinghe mengamankan kursi kepresidenan dalam pemilihan parlemen meskipun oposisi publik sengit menolak terhadap pencalonannya.
Berbicara kepada anggota parlemen di parlemen setelah kemenangannya, Wickremesinghe mendesak para pemimpin oposisi untuk bekerja sama dengan pemerintahannya, yang menghadapi tugas menarik Sri Lanka keluar dari krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade.
Baca Juga:
Bakamla RI Terima Kunjungan Kehormatan DSCSC Sri Lanka
"Negara kita menghadapi tantangan besar dan kita harus bekerja pada strategi baru untuk memenuhi aspirasi rakyat," katanya.
Di jalanan, suasananya muram. Segera setelah hasil pemilihan diumumkan, semburan nyanyian pecah melawan Wickremesinghe.
Itu hanya berlangsung beberapa menit, sebelum sekelompok kecil demonstran meninggalkan tangga sekretariat.
Tetapi beberapa yang lain bersumpah untuk melanjutkan protes mereka terhadap pemimpin baru negara berusia 73 tahun itu.
"Saya tidak terkejut, tetapi masih kecewa dengan betapa korup dan tidak adilnya sistem ini," kata Kasumi Ranasinghe Arachchige (26).
"Kami tidak akan mundur, kami tidak akan menerima apa pun yang kurang," katanya. "Kami akan berjuang untuk apa yang pantas kami dapatkan." [rin]