WahanaNews.co, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menemukan sedikitnya 50 item obat tradisional mengandung bahan kimia obat (BKO), dengan beragam jenis klaim termasuk sebagai obat pelangsing.
Pasalnya, kandungan BKO dalam obat tradisional bisa berdampak buruk hingga berujung fatal.
Baca Juga:
Kementan Dorong Optimasi Ratusan Hektar Lahan Baru di Sumsel
Sanksi penggunaan BKO dalam obat tradisional juga jelas diatur dalam UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, juga Peraturan BPOM Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Obat Tradisional, Obat Kuasi, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetika.
Ada empat produk obat tradisional dengan klaim pelangsing yang beredar di Indonesia tanpa izin dari BPOM RI serta menggunakan nomor izin edar fiktif alias palsu.
Berikut detailnya:
Baca Juga:
Olokan ke Tukang Es Teh Viral, Presiden Prabowo Tegur Gus Miftah
- Beauslim, mengandung sibutramin HCI, tidak terdaftar di BPOM RI.
- Slim Strong mengandung parasetamol dan sibutramin, tidak terdaftar di BPOM RI.
- U-One Slimming Herbal mengandung sibutramin HCI, tidak terdaftar di BPOM RI.
- Moya Slimming mengandung sibutramin HCI, tidak terdaftar di BPOM RI, nomor izin edar fiktif.
Bahaya Sibutramin di Obat Pelangsing
Menurut BPOM RI, sibutramin memang merupakan obat tambahan yang dipakai untuk mengatasi obesitas. Cara kerjanya dengan mengatur zat kimia dalam pusat pengendali nafsu makan dalam otak.
Tidak heran, mereka yang setelah mengonsumsi obat pelangsing dengan kandungan tersebut mengalami efek penurunan kelaparan atau keinginan makan sementara.
Pada 2010, BPOM RI melakukan pembatalan izin edar dan menarik seluruh produk yang mengandung sibutramin. Keputusan tersebut berdasarkan hasil studi Sibutramine on Cardiovascular Outcomes yang menunjukkan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular.
"Maka tidak mengherankan jika konsumsi obat diet maupun jamu pelangsing mengandung bahan kimia obat, umumnya menyebabkan tinja berlemak yang justru dipromosikan jor-joran sebagai indikasi "keberhasilan" proses melangsingkan tubuh dengan luruhnya lemak membandel. Padahal jika dibiarkan kondisi itu justru akan membuat tubuh kekurangan energi dan protein dan menimbulkan efek samping pada jantung ginjal, dan liver," wanti-wanti BPOM RI.
Efek Parasetamol
Meski jarang dilaporkan, efek pemberian parasetamol di obat pelangsing tak main-main. Beberapa di antaranya dilaporkan kerap mengalami ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut, bahkan kerusakan hati setelah overdosis.
[Redaktur: Sandy]