WahanaNews.co | Demam misterius yang masih belum diketahui asal usulnya menyerang bagian Haryana, wilayah Utara di India hingga menewaskan 24 anak. Bahkan, delapan di antaranya meninggal hanya beberapa jam setelah terpapar.
Di awal Oktober, dilaporkan tiga anak meninggal di rumah sakit di Palwal karena demam misterius ini. Ketiganya berusia tujuh tahun, tiga bulan, dan sembilan hari. Penambahan ini membuat total korban meninggal akibat demam misterius ini menjadi 24 anak.
Baca Juga:
Penyakit Misterius Melanda Sekolah di Kenya, 95 Siswa Tiba-tiba Lumpuh
Orang tua anak berusia tujuh tahun menceritakan sang anak terserang demam misterius ini pada Kamis (30/9/2021) malam. Setelah itu, ia membawa anaknya ke rumah sakit namun sang anak meninggal keesokan harinya.
Sedangkan anak yang berusia tiga bulan mengalami demam pada Jumat pagi. Namun, anak itu meninggal beberapa jam setelah dibawa ke fasilitas kesehatan.
Departemen Kesehatan Haryana menyebut pihaknya masih belum bisa mengidentifikasi penyebab demam misterius itu.
Baca Juga:
5 Provinsi Terbanyak Kasus Gagal Ginjal Akut Anak di RI
Mereka juga melakukan tes darah kepada anak yang meninggal untuk mengidentifikasi penyakit yang dideritanya.
"Sampel telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi penyebab di balik demam misterius itu," kata Pejabat Departemen Kesehatan Haryana.
Otoritas Kesehatan Haryana juga belum memberikan informasi terkait penyebab kematian delapan anak tadi. Tetapi ada dugaan bahwa mereka terkena demam berdarah. Pasalnya, hasil penelusuran menemukan gejala demam dan jumlah trombosit yang rendah di sebagian besar kasus.
Petugas kesehatan juga mengunjungi rumah warga dan menguji pasien. Beberapa tes yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi penyakit demam berdarah, malaria, dan Covid-19.
"Kami mengetahui bahwa anak-anak mengalami demam dan ada kematian. Kami telah mengunjungi rumah-rumah," kata Petugas Medis Senior di Hathin, Vijay Kumar.
"Survei sedang dilakukan, obat-obatan didistribusikan. Tim bekerja sepanjang waktu. Kami juga melihat ada sanitasi yang buruk. Kami sedang melakukan tes tambahan untuk mengetahui penyebab demamnya," tambahnya. [rin]