WahanaNews.co | Kanker serviks adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Human papilomavirus yang bisa ditularkan lewat hubungan seksual. Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang rentan menyasar wanita.
Selain melakukan hubungan seks yang aman, cara paling tepat untuk mencegah kanker ini dengan melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin.
Baca Juga:
Pentingnya Deteksi Dini: 70% Perempuan yang Dideteksi Kanker Serviks Sudah Stadium Lanjut
Nah, pap smear merupakan prosedur pemeriksaan yang kerap dilakukan untuk mendeteksi bibit-bibit kanker serviks. Pemeriksaan ini umumnya direkomendasikan untuk wanita berusia 21-65 tahun atau mereka yang sudah aktif secara seksual.
Sederet Fungsi Pemeriksaan Pap Smear
Berikut berbagai fungsi dari pemeriksaan pap smear:
Baca Juga:
Bupati Karo : Wanita Usia 15-49 Tahun Rawan Kanker Serviks, Harus Memiliki Kesadaran Aktif Melakukan IVA TEST
1. Deteksi dini kanker serviks
Salah satu fungsi utama melakukan pemeriksaan ini secara rutin adalah mendeteksi kanker serviks sedini mungkin. Dokter dapat mencari tanda-tanda awal kanker sehingga pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin.
Dengan demikian, peluang kesembuhannya lebih besar daripada mengobati kanker yang sudah memasuki stadium lanjut.
2. Mencegah kanker
Bukan cuma mendeteksi bibit kanker lebih dini, pemeriksaan ini juga bisa mencari perubahan yang mengarah pada kanker. Dokter dapat menghentikan perubahan tersebut supaya tidak berkembang menjadi kanker.
3. Menghambat penyebaran kanker
Kanker yang terdeteksi lewat pemeriksaan ini bisa membantu dokter untuk memilih perawatan terbaik sehingga mencegah penyebaran kanker ke bagian tubuh lain.
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Sebelum menjalani pemeriksaan ini, dokter biasanya menyarankan beberapa hal supaya hasil tes akurat. Misalnya tidak berhubungan seks terlebih dahulu, tidak menggunakan douche, tampon, obat-obatan atau hal lain yang dimasukan ke dalam vagina. Kamu juga tidak dianjurkan untuk membasuh vagina menggunakan air, cuka, atau cairan lain.
Berikut prosedur pemeriksaannya:
Berbaring di atas ranjang periksa dengan kaki diletakkan pada penyangga.
Setelah kaki terentang, dokter memasukan spekulum ke dalam vagina.
Dokter memperlebar dinding vagina dengan spekulum agar bisa melihat bagian serviks.
Dokter menggunakan swab untuk mengambil sampel sel dari leher rahim.
Swab ditempatkan ke dalam zat cair di botol kecil.
Sampel dikirim ke laboratorium untuk diteliti.
Pemeriksaan ini tidak boleh dilakukan selama periode menstruasi. Sebab, darah haid bisa memengaruhi keakuratan hasil tes. Jika kamu mengalami menstruasi setelah dijadwalkan pap smear, hubungi dokter untuk mengubah jadwal pemeriksaan setelah periode menstruasi selesai.
Hasil Tes
Jika hasil tes negatif, artinya dokter tidak menemukan perubahan yang mengarah pada sel kanker. Apabila hasilnya menunjukan abnormal atau positif, artinya kamu memiliki potensi kanker atau sudah mengidap penyakit ini.
Selain kanker, sebenarnya ada beberapa hal yang membuat hasil tes menjadi positif, seperti:
Peradangan ringan atau perubahan sel kecil (displasia).
Infeksi HPV atau infeksi lainnya.
Kesalahan tes laboratorium.
Peradangan dapat terjadi jika kamu berhubungan seks atau menggunakan diafragma sesaat sebelum melakukan pap smear. Biasanya dokter akan menunggu dan melihat kondisinya terlebih dahulu untuk memastikan diagnosis.
Kemungkinan kamu disarankan untuk melakukan tes ulang dalam waktu dekat. Apabila tes selanjutnya menunjukan hasul yang sama, dokter perlu memesan tes tambahan untuk menegakkan diagnosis.
Seberapa Sering Perlu Melakukan Pap Smear?
Pemeriksaan ini umumnya bisa kamu lakukan setiap tiga tahun sekali. Pemeriksaan ini boleh dilakukan setiap lima tahun sekali apabila digabung bersama tes HPV.
Bagi wanita yang berisiko tinggi, pemeriksaan ini perlu dilakukan lebih rutin. Beberapa faktor yang membuat wanita perlu melakukan pemeriksaan rutin, yaitu:
- Pemeriksaan pertama menunjukan adanya perubahan abnormal yang mengarah pada kanker.
- Terdiagnosis kanker serviks.
- Paparan dietilstilbestrol sebelum lahir.
- Terinfeksi HIV
- Sistem kekebalan yang melemah karena transplantasi organ, kemoterapi atau penggunaan kortikosteroid kronis.
- Riwayat merokok
Selain melakukan pemeriksaan ini, kamu juga butuh vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh sehingga terhindar dari risiko infeksi. [rna]