WahanaNews.co I Rumah Sakit Pusat Fatmawati salah
satu RS Rujukan Covid-19 di Jakarta. Sayangnya dilingkungan RS tersebut tidak
Ramah 3 M untuk mencuci tangan.
Baca Juga:
Kemenkes RI Serahkan Sertifikat Bebas Frambusia kepada Penjabat Bupati Barito Timur
Warga mengeluhkan minimnya tempat pencucian tangan di
lingkungan RSP Fatmawati Cilandak Jakarta Selatan. Pada hal RS itu adalah salah
satu RS rujukan untuk penderita Covid-19 di Jakarta.
Baca Juga:
Sampaikan Usulan ke Kemenkes RI, Bupati Samosir Harap RSUD Hadrianus Sinaga Jadi Type B
"Airnya kecil mas," keluh salah satu warga yang bermaksud
mencuci tangannya sebelum memasuki gedung Instalasi Rawat Jalan (IRJ) RSP
Fatmawati, Selasa, (5/1) kepada WahanaNews.co.
Tampak memang, tempat pencucian tangan portable tersebut memiliki
2 bak menyerupai westafel tempat mencuci tangan. Sayangnya air yang mengucur
dari kran, mengalir sangat kecil menyerupai tetesan air dari sedotan minuman
aqua gelas.
Terlihat kesadaran masyarakat yang berkunjung berobat ke RS
Pusat Fatmawati untuk mencuci tangan cukup tinggi, namun tidak didukung
prasarana yang ada.
Sebelum memasuki gedung Boegenvil dari pintu belakang
misalnya, terdapat tempat cuci tangan portable disana, namun barang tersebut hanya
terongok, tidak berfungsi, tidak ada air apalagi sabun.
Dipintu masuk Istalasi Gawat Darurat (IGD) pantauan WahanaNews.co,
hal yang sama juga terjadi, air yang mengucur dari kran portable sangat kecil.
"Airnya kecil, tidak puas mencuci tangan," keluh warga lain yang hendak
mengantarkan keluarganya ke IGD.
Tidak berbeda, tempat ruang tunggu pasien di IGD juga cukup
memprihatinkan. Ruang tunggu untuk keluarga pasien yang masih dirawat di IGD
terdapat 4 lapak terbuka. 1 lapak persis di depan IGD menggunakan kursi, 1
lapak di belakang, 2 lapak lagi berada di sebelah kanan IGD.
Khusus untuk lapak yang dibelakang dan samping kanan IGD
tampak keluarga pasien yang menunggu tidur mengelar tikar berdesakan, khususnya
pada malam hari. Mereka tidak lagi memperdulikan jarak aman karena situasi
tempat yang tidak memungkimkan.
Terlebih jikalau hujan turun, 1 lapak atap ruang tunggu
pasien bocor, sehingga air hujan yang bocor menyebabkan keluarga penungggu
pasien terganggu, apalagi pada malam hari, mereka tidak dapat istirahat.
Di ruang tunggu tersebut, keluarga pasien menyatu, baik yang
masih di rawat di IGD maupun yang dirawat di ruang isolasi gedung Anggrek.
Berbeda jikalau pasien sudah diperbolehkan masuk Rawat Inap,
seperti di gedung Teratai misalnya, walaupun jam besuk ditiadakan, tapi
keluarga penunggu pasien 1 orang diperbolehkan menemani pasien yang sedang
dirawat.
RSP Fatmawati merupakan salah satu RS rujukan
Nasional dibawah naungan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, yang bukan saja
menangani rujukan Covid-19 tapi berbagai jenis penyakit. (tum)