WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kasus balita di Sukabumi yang meninggal dunia akibat cacingan menjadi sorotan serius pemerintah pusat.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa meski angka prevalensi cacingan di Indonesia relatif kecil, kondisi tersebut tetap berpotensi fatal bila tidak segera ditangani.
Baca Juga:
Pertemuan Penuh Kenangan, Bryan Mbeumo Jadi Sorotan di Duel Brentford vs MU
Juru Bicara Kemenkes, Widyawati, menyampaikan bahwa penyakit cacingan sebenarnya bukanlah masalah baru di Indonesia.
Namun, ia menekankan bahwa keterlambatan dalam penanganan bisa menjadi faktor penyebab utama yang memperburuk kondisi hingga berujung pada kematian.
“Cacingan bukan baru kali ini saja ada, tapi yang di Sukabumi karena penangananya yang terlambat. Dan perlu diingat sebab kematian itu juga multi faktor,” katanya dikutip dari RRI, Minggu (24/8/2025).
Baca Juga:
Global Sumud Flotilla Diserang, Italia Kirim Fregat untuk Lindungi Aktivis Internasional
Menurut Widyawati, pemerintah secara rutin melakukan surveilans untuk memantau kasus cacingan di berbagai kabupaten/kota.
Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan prevalensi cacingan pada anak mencapai 3,3 persen.
Sebagai langkah pencegahan, Kemenkes telah menjalankan program pemberian obat cacing secara massal di sekolah dasar.