WahanaNews.co |
Asma ditandai dengan munculnya sesak napas, mengi, dan batuk berkepanjangan.
Bagi penderita, tentu gejala ini sangat mengganggu. Sementara itu, bagi
kebanyakan penderita, gejala ini semakin memburuk di malam hari.
Baca Juga:
Pasien Asma Jangan Gunakan Obat Jenis SABA Berlebihan, Begini Penjelasannya
Sekitar 30-70 persen pengidap asma kerap mengalami asma
nokturnal. Nama terakhir merupakan gejala asma yang memburuk pada malam hari.
Asma yang memburuk di malam hari umumnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Berikut melansir laman Health Guide CNN.
Baca Juga:
57,5 Persen Pasien di Indonesia Masih Alami Serangan Asma
1. Paparan alergen
Paparan alergen seperti bulu hewan peliharaan dan tungau
debu dapat memicu kekambuhan asma. Waktu tidur selama 6-9 jam setiap malam
merupakan waktu yang lama untuk terpapar alergen potensial.
Tak cuma itu, beberapa orang juga mengalami reaksi alergi
yang tertunda di malam hari. Tak jarang respons alergi muncul 3-8 jam setelah
terpapar alergen. Jadi, jika Anda merasa terpapar alergen di sore hari, jangan
heran jika reaksi alergi dari paparan tersebut baru muncul di malam hari.
2. Posisi tidur telentang dan refluks asam lambung
Saat tidur dalam posisi telentang, asam lambung lebih mudah
untuk naik kembali ke kerongkongan. Alih-alih tertelan, sebagian cairan ini
justru masuk ke saluran udara dan memicu batuk atau sesak napas akibat
penyempitan saluran napas.
3. Tetesan postnasal
Saat berbaring telentang, cairan lebih mudah menetes ke
belakang tenggorokan dan menyebabkan batuk. Berbaring juga dapat menyebabkan
cairan bergeser ke dada. Kondisi tersebut dapat memicu penumpukan cairan di
dinding saluran napas dan membuat jalur napas menyempit.
4. Jam sirkadian fungsi paru-paru
Paru-paru bekerja dengan cara yang berbeda pada malam hari.
Fungsi paru-paru umumnya akan bekerja lebih baik pada malam hari. Resistensi
jalan napas dapat meningkat sepanjang malam. Efek itu akan lebih terasa pada
penderita asma.
5. Stres
Sebuah penelitian menemukan hubungan antara stres dan asma
di malam hari. Hormon yang dilepaskan tubuh saat stres dipercaya dapat
menyebabkan peradangan. Para peneliti berteori bahwa stres dapat menyebabkan
saluran udara menyempit.
Cara Mengatasi Gejala Asma Malam Hari
Jika Anda terbangun akibat serangan asma malam hari, gunakan
inhaler sang penyelamat. Jaga agar inhaler tetap berada di dekat Anda agar
memudahkan penanganan.
Anda juga disarankan untuk duduk dalam posisi yang tegak. Beberapa
orang menemukan bahwa minum air mineral dapat meredakan batuk.
Lakukan konsultasi dengan dokter jika Anda secara teratur
mengalami gejala asma di malam hari. Penyesuaian obat dapat dilakukan untuk
mencegahnya.
Selain itu, olahraga juga disebut dapat membantu meringankan
serangan asma malam hari. Studi menemukan, aktivitas fisik dua kali sepekan
selama 6-8 pekan dapat menurunkan serangan asma malam hari pada anak-anak. Pada
orang dewasa, gejala asma nokturnal menurun dan kualitas tidur meningkat saat
rutin berolahraga dua kali sepekan selama 10-12 pekan. [qnt]