WahanaNews.co | Pola makan di bulan Ramadan bakal menimbulkan dampak bagi pengidap diabetes.
Sebelum berpuasa, pengidap diabetes disarankan berkonsultasi dengan ahli terlebih dahulu.
Baca Juga:
Asrtonom Saudi Sebut Tahun 2030 Ramadan 2 kali, Umat Muslim Puasa 36 Hari
Hal tersebut disampaikan oleh ahli gizi dari Universitas Indonesia, Inge Permadhi. Ia mengimbau pengidap diabetes untuk melakukan skrining terlebih dahulu sebelum menjalankan ibadah puasa.
"Dinilai dulu, apakah dia boleh melakukan puasa Ramadan atau tidak. Karena, memang ada sebagian orang yang tidak diperkenankan berpuasa apabila kadar darahnya terlalu tinggi," ujar Inge, melansir Antara.
Inge menjelaskan, pengidap diabetes boleh berpuasa jika kondisi kadar gula darah tergolong stabil. Namun, saat merasa di enak badan di tengah berpuasa, Anda disarankan untuk segera berbuka.
Baca Juga:
Tips Aman Makan Kurma saat Buka Puasa bagi Pengidap Diabetes
"Apabila merasa pusing atau keluar keringat dingin, atau merasa badannya tidak enak, itu mungkin memang sudah saatnya dia untuk berbuka. Jangan dipaksakan (berpuasa)," jelas Inge.
Tak hanya itu, Inge juga mengingatkan agar pengidap diabetes harus bisa mengenali gejala hipoglikemia. Nama terakhir merupakan kondisi saat kadar gula darah rendah atau berada di bawah batas normal.
Hipogiklemia, lanjut Inge, bisa sangat berdampak pada pengidap diabetes jika harus menunggu waktu berbuka puasa.
Jika ingin berpuasa, Inge menyarankan agar pengidap diabetes untu sahur di waktu mendekati imsak. "Jadi, misalnya jangan terlalu jauh jamnya, supaya dia mempunya pertahanan terhadap rasa lapar," pungkasnya.
Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi. Sebagai salah satu bentuk gangguan metabolik, orang dengan diabetes perlu hati-hati dalam memperhatikan pola makan. [rin]