WahanaNews.co | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan dana investasi yang digelontorkan untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Bali mencapai USD1 miliar atau setara Rp 15,17 triliun.
Pembangunan KEK Kesehatan yang dananya sebagian dari sejumlah investor itu sangat menguntungkan.
Baca Juga:
Pemerintah Resmikan Danantara, Ini Perbedaannya dengan INA
Sementara anggaran dari negara untuk membangun Proyek Strategi Nasional (PSN) itu sebesar Rp 1,4 triliun.
Namun, nilai investasi yang diperoleh dari sejumlah investor justru lebih tinggi dari keseluruhan dana pembangunan KEK Kesehatan, Sanur.
"Membangun kompleks (KEK Kesehatan) Rp 1,4 triliun, investasi masuk USD 1 miliar, cocok? Cocok," kata Erick saat ditemui wartawan, ditulis Jumat (7/7/2023).
Baca Juga:
Ini Tips Memilih Broker Terbaik saat Mau Mulai Trading
Adapun investor yang masuk dalam pengelolaan KEK Kesehatan salah satunya Mayo Clinic, rumah sakit (RS) terbaik asal Amerika Serikat (AS).
Nantinya, Mayo dan PT Pertamina Bina Medika atau Indonesia Healthcare Corporation (IHC) bersama-sama mengelola Bali International Hospital (BIH) di KEK Kesehatan.
Dia menyebut Pertamina Bina Medika berperan penting dalam membangun ekosistem kesehatan Indonesia.
Di lain sisi, Erick optimis keberadaan KEK Kesehatan akan menarik para tenaga kesehatan diaspora di luar negeri. Saat ini sudah ada sepuluh diaspora yang sudah mendaftar diri bergabung dengan BIH.
KEK Kesehatan, lanjut Erick, juga menjadi wadah pertemuan para dokter Indonesia untuk memperbaharui sekaligus mengintervensi 2 juta masyarakat Indonesia terus berobat keluar negeri.
"Kalau bisa dokter kembali ke Indonesia, kita nyiapin industrinya, tadi ada kecantikan, rambut, jantung, kanker, ini bagus buat apa? Membangkitkan ekonomi di Bali dari segi pariwisata," tutup dia.
[Redaktur: Zahara Sitio]