WAHANANEWS.CO, Jakarta - Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak ternyata bisa dikenali sejak masa kehamilan.
Para dokter mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan janin mengalami kelainan jantung sejak lahir.
Baca Juga:
PLN Group dan Pemkab Sidoarjo Berkolaborasi Sulap Sampah Jadi Bahan Bakar Co-Firing PLTU
Beberapa faktor tersebut antara lain kebiasaan merokok, konsumsi obat antidepresan selama kehamilan, serta kekurangan nutrisi penting seperti asam folat.
Selain itu, infeksi selama masa kehamilan seperti rubella juga disebut turut berkontribusi terhadap terjadinya PJB.
“Misalnya suami istri ribut nih, kemudian stress ibunya, lalu ambil jalan pintas, minum obat anti-depresan, itu bisa berisiko bayinya mengalami penyakit jantung bawaan. Bahkan kelainan-kelainan bawaan yang lainnya, faktor risiko lainnya mungkin asam folat, ibunya selama hamil kena infeksi rubella,” kata dr Rizky.
Baca Juga:
PGN Jalin Kerja Sama dengan Kayan LNG Kebut Transisi Energi
Oleh karena itu, dr Rizky menekankan pentingnya pemahaman mengenai faktor risiko PJB, tidak hanya bagi ibu hamil, tetapi juga bagi pasangan yang baru menikah maupun remaja perempuan. Ia juga menyarankan agar usia ideal kehamilan dimulai di atas 20 tahun guna mengurangi potensi gangguan pada janin.
Menurutnya, penyakit jantung bawaan lebih sulit dicegah karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Berbeda dengan penyakit jantung pada orang dewasa yang bisa diminimalisir dengan pola hidup sehat.
“Kalau penyakit jantung pada dewasa bisa dihindari, seperti olahraga teratur, hindari rokok. Tapi kalau penyakit jantung bawaan susah, menghindarinya gimana karna multifaktor,” ucap dr Rizky.