WahanaNews,co, Jakarta - Devara Putri Prananda, caleg DPR RI terancam hukuman maksimal pidana mati lantaran menjadi otak kasus pembunuhan Indriana Dewi Eka Saputri (24). Pembunuhan ini belakangan diketahui dilatarbelakangi cinta segitiga.
Devara sebelumnya bekerja sama dengan sang kekasih, Didot Alfiansyah. Keduanya kemudian menyewa seorang pembunuh bayaran bernama Muhammad Reza.
Baca Juga:
Penyanyi Kris Dayanti Gagal Melenggang Kembali ke Senayan
Kasus tersebut berawal dari penemuan mayat wanita yang belakangan diketahui sebagai Indriana Dewi. Korban ditemukan di Kota Banjar, Jawa Barat (Jabar), Minggu (25/3/2024).
Ternyata korban Indriana tidak dibunuh di Kota Banjar, tapi di Kabupaten Bogor pada Selasa (20/3/2024).
Selama kurang lebih 4 hari jenazah Indri dibawa ketiga pelaku dengan mobil berkeliling Jabar. Setelah itu, jenazah korban dibuang begitu saja.
Baca Juga:
Punya Barang Mewah, Korban Cinta Segitiga Indriana Ternyata Tinggal di Kontrakan Sederhana
Lalu, siapakah Devara Putri Prananda ini sebenarnya, bagaimana kondisi keluarganya, dan apa profesi dia sebenarnya?
Terbongkat, profesi asli Devara Putri ternyata bukan politisi maupun pengusaha. Dia ternyata bukan berasal dari keluarga orang kaya.
Pada kartu identitasnya, Devara Putri Prananda tertulis berprofesi sebagai karyawan swasta.
Lalu Kombes Surawan menjelaskan Devara Putri Prananda bukan berasal dari keluarga yang berada.
"Bisa dibilang bukan orang berada," kata Kombes Surawan.
Ia mengungkap sehari-harinya Devara Putri Prananda otak pembunuhan di Bogor ini membantu ibunya berjualan nasi kuning.
"Sehari-hari bekerja membantu menjual nasi kuning orang tuanya," ungkap Kombes Surawan, melansir Tribunnews, Rabu (6/3/2024).
Alhasil, nama caleg Devara Putri Pranada kini ramai diperbincangkan publik.
Betapa tidak, Devara Putri Pranada yang mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari Partai Garuda ternyata menjadi otak pelaku pembunuhan Dewi Eka Saputri.
Indriana merupakan pacar Didot. Sedangkan Didot ingin kembali pacaran dengan Devara.
Pembunuhan wanita di Bogor ini menjadi syarat bilamana Didot ingin pacaran dengannya.
Sampai kemudian Didot Alfiansyah menyewa jasa pembunuh bayaran yang tak lain adalah temannya, Muhammad Reza dengan mengiming-imingin imbalan Rp 50 juta.
Devara Putri Prananda merupakan wanita kelahiran 28 Maret 1999.
Ketika daftar menjadi caleg DPR RI, Devara masih terdata sebagai warga Johar Baru, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Ia merupakan lulusan SMK Ksatrya.
Dalam kartu identitasnya, Devara Putri Pranada tertulis berprofesi sebagai karyawan swasta.
Namun Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Surawan mengungkap profesi asli otak pembunuhan wanita di Bogor ini.
Menurut Kombes Surawan, Devara bukan berasal dari keluarga orang kaya.
"Bisa dibilang bukan orang berada," kata Kombes Surawan.
Ia mengungkap sehari-harinya caleg otak pembunuhan wanita di Bogor ini membantu ibunya jualan nasi kuning.
"Sehari-hari bekerja membantu menjual nasi kuning orang tuanya," ungkap Kombes Surawan.
Oleh karena itu tak heran bila Devara memang tergiur dengan harta milik Indriana Dewi Eka Saputri.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules A Abasst mengatakan Devara dan Didot Alfiansyah melepas semua barang mewah sebelum membuat jasad korban di wilayah Banjar.
Barang berharga Indriana yang dirampas di antaranya adalah anting, ponsel, jam tangan Rolex, dan tas merek Louis Vuitton (LV).
"Hasil penjualan barang tersebut sebesar Rp 68 juta," kata Jules.
Ia merinci dari uang Rp 68 juta itu Devara Putri Pranada kebagian Rp 14 juta dalam bentuk handphone iPhone.
"DP (Devara) dibelikan iPhone seharga Rp 14 juta," kata Kombes Pol Jules A Abasst.
Sementara sang eksekutor, Muhammad Reza baru diberi uang Rp 15 juta dan handphone seharga Rp 8 juta.
Sisanya Rp 31 juta dibawa oleh Didot Alfiansyah.
"Sisanya dibawa DA," katanya.
Devara Putri Prananda merupakan Caleg DPR RI dari Partai Garuda Dapil Jabar XI atau meliputi wilayah Majalengka, Subang, hingga Sumedang.
Belakangan Devara diketahui berhasil mengumpulkan sekitar 226 suara diwilayah dapilnya.
Sebagai caon wakil rakyat, Devara Putri Prananda mempunyai misi yang cukup mulia.
Misi utamanya adalah melaksanakan program kesehatan gratis bagi mereka yang berada dalam kondisi finansial yang terbatas.
Di samping itu, ia juga memiliki tujuan untuk menjamin akses pelayanan kesehatan yang memiliki standar kualitas tinggi namun tetap terjangkau secara finansial.
Dengan demikian, diharapkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dapat dinikmati secara merata.
Namun, disayangkan bahwa individu yang memiliki misi mulia ini ternyata terlibat dalam tindakan sadis.
Hal ini terjadi karena ia memutuskan untuk menyewa seorang pembunuh bayaran sebagai tanggapan atas perasaan cemburu akibat pengkhianatan yang dialaminya dari kekasihnya sendiri.
Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengakui, jika nama Devara Putri Prananda masuk dalam daftar caleg di partainya.
Namun ia mengaku tak mengenali langsung sosok Devara Putri.
"Secara nama ya sama, tapi saya tidak tahu apakah itu orang yang sama, karena tidak kenal secara langsung," kata Teddy kepada wartawan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]