WahanaNews.co | Jenazah Pratu Miftahul Arifin yang meninggal dunia dalam serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Pegunungan, belum berhasil dievakuasi karena kendala cuaca dan medan. Hal itu dikatakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan.
."Karena memang pertama di sana cuacanya tidak menentu, kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah abis itu tertutup kabut. Jadi untuk pengambilan jenazah, helikopter kita tidak bisa langsung merapat, karena memang di samping cuaca kan medannya bukan medan datar," kata Bambang di Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2023) melansir CNNIndonesia.
Baca Juga:
Jenazah Korban Penembakan KKB, Stevan Wakari Dievakuasi ke Mimika
Ia mengatakan hingga siang ini, hanya satu anggota yang terkonfirmasi meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Sementara itu, ada lima anggota yang masih dicari karena belum terkonfirmasi keberadaannya.
Ia menjelaskan lima anggota yang dicari, terdiri dari anggota Satgas Yonif R 321/GT dan anggota Kopassus.
Baca Juga:
KKB Bunuh Warga Sipil di Kali Wabu Intan Jaya
"Kemarin mungkin ada berita simpang siur ada sembilan orang yang belum terinformasi dengan baik. Tadi siang sudah kembali empat orang, lengkap dengan senjata. Jadi tidak benar klaim KKB bahwa mereka menyita sembilan pucuk senjata. Hanya sekarang tinggal lima orang sedang kita lakukan pencarian," katanya.
Ia menjelaskan kedatangan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono ke Papua hari ini salah satunya untuk melihat kondisi dan kebutuhan di lapangan.
"Panglima ke sana untuk memastikan kebutuhan di lapangan seperti apa sih. Kalau memang perlu tambahan misalnya pasukan ya kita belum tau jumlahnya berapa," kata dia.
"Kita lihat situasi di lapangan atau kebutuhan mungkin alutsista apa helikopter atau segala macam itu melihat kebutuhan," imbuhnya.
Sebelumnya, Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT dilaporkan meninggal dunia usai penyerangan yang dilakukan oleh KKB di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4) pukul 16.30 WIT.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Julius Widjojono mengatakan gugurnya prajurit bernama Pratu Miftahul Arifin berkaitan dengan operasi penyelamatan pilot Susi Air yang disandera KKB.
Saat itu, Satgas mencoba untuk menyisir dan mendekati posisi para penyandera. Lalu, ada serangan dari KKB.
Pratu Ilham dilaporkan terjatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter. Kemudian, ketika dilaksanakan evakuasi terhadap Pratu Arifin, tiba-tiba KKB kembali menembak personel TNI lainnya
"Satu (prajurit) terjatuh di kedalaman 15 meter. Dan ketika mencoba untuk menolong, mendapatkan serangan ulang," kata Julius di Mabes TNI, Jakarta Timur, Minggu (16/4). [tum/alp]