WahanaNews.co | Dokter di rumah sakit umum daerah (RSUD) Tasikmalaya buka suara soal penyebab kematian bocah yang meninggal dunia usai depresi karena dirundung (bully) dan dipaksa setubuhi kucing.
Bocah SD itu didiagnosis mengalami peradangan otak. Namun, nyawa bocah tersebut tidak tertolong meski sudah mendapatkan penanganan medis.
Baca Juga:
Besok! PLN Resmikan Pengembangan Ekosistem Biomassa di Tasikmalaya
"Didiagnosa kematian almarhum akibat suspect typhoid dan ensefalopati atau peradangan otak akibat komplikasi tifus," jelas Kabid Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, dr Adi Widodo, Kamis (21/7).
"Serta ada suspect episode depresi atau gangguan kejiwaan yang bisa diakibatkan karena komplikasi tifusnya. Faktor internalnya karena komplikasi demam," sambungnya.
Pihak rumah sakit mengaku belum sempat meminta keterangan pasien, karena kondisinya sudah hilang kesadaran saat sampai di rumah sakit. Untuk faktor eksternalnya, pihak rumah sakit belum menyimpulkan lantaran pasien tidak bisa berkomunikasi.
Baca Juga:
Kebanggaan Terbaru Era Jokowi: Bendungan Leuwikeris Senilai Rp 3,5 T Siap Beroperasi
"Kami SMC belum sempat memintai keterangan pada almarhum karena sudah menurun kesadarannya sampai meninggal," pungkasnya.
Sebelumnya, bocah sebelas tahun asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggal dunia usai dirundung teman-temannya. Korban dipaksa untuk menyetubuhi kucing sambil direkam menggunakan ponsel.
Video perundungan yang dialami korban itu tersebar ke media sosial. Korban sempat depresi hingga meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.[zbr]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.