WahanaNews.co | Endang Rahmat (64) mengungkap masa lalu Panji Gumilang, sebelum pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun itu.
Endang Rahmat mengaku sebelum bernama Panji Gumilang, pimpinan Al Zaytun itu bernama Abdussalam. Pada 1967-1968, Abdussalam dikenal warga Menes, Pandeglang sebagai guru yang mengajar di salah satu Madrasah.
Baca Juga:
Peringati HSN 2024, Pjs Bupati Labuhanbatu Utara Serahkan Karpet Masjid ke Pondok Pesantren
"Dulu kenalnya Abdussalam bin Imam Rasyidi," kata Endang, melansir detiknews, Rabu (28/6).
"Kenal, dia itu panutan anak-anak, ya karena mengajar di Madrasah Tsanawiyah, lah. Itu anak kecil-kecil di Menes taat semua. Karena kalau di Banten yang namanya ulama dihormati banget," lanjut dia.
Endang mengaku sering berkomunikasi dengan Panji meski terpaut 14 tahun lebih muda. Terlebih, rumah yang dihuni Panji di Menes hanya berjarak sekitar 4-5 rumah saja. Ketika itu, Panji Gumilang ia nilai taat beragama.
Baca Juga:
Civitas Akademika UNG Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H di Masjid
"Beda 14 tahun, ya senior kalau di sini dia ustaz, saya santrinya, lah. Agamanya bagus," imbuh Endang.
Menurut dia, Panji dan istrinya termasuk orang nomor satu di Menes kala itu. Panji tinggal di situ hanya karena terpaut pernikahan dengan istrinya.
Setelah beberapa tahun menetap di sana, nama Abdussalam seperti hilang di Banten.
Meski sempat mendengar desas-desus mengenai Abdussalam yang dikenalnya, Endang tak lagi bertemu dengan panji hingga beranjak tua dan merantau ke Jakarta dan akhirnya tinggal di Indramayu mengajar pencak silat.
Setelah menetap di Indramayu, Endang menyaksikan pembangunan Al Zaytun. Namun ia tidak menyangka bahwa Panji Gumilang yang mendirikan Al Zaytun adalah seseorang yang dulunya ia kenal.
Sejak Ponpers Al Zaytun berdiri di sekitar 1996, Endang mengaku tak pernah menginjakkan kaki di sana. Hal itu pun hampir dirasakan oleh tetangga sekitarnya.
Namun di awal beroperasinya ponpes yang terlihat jelas dari rumah Endang itu, warga mengaku sempat menerima daging kurban dan beras saat hari-hari besar.
"Jangankan tiga kali, satu kali pun nginjak Al Zaytun enggak pernah cuman istri saya pernah jalan-jalan pada waktu dulu, beras sama daging Raya Agungan (Hari Raya Idul Adha) ya Muharaman, lah. Waktu itu semua warga ya anyar-anyar mah tapi sekarang mah out," ujar dia.
Nama Panji Gumilang belakangan ini kembali ramai diperbincangkan. Ia dituduh telah menyebarkan ajaran agama yang menyimpang di Pondok Pesantren Al Zaytun.
Namun sampai dengan saat ini belum ada tanggapan dari Panji terkait tuduhan tersebut.
Dalam khutbah Iduladha 1444 Hijriah di lingkungan pesantren mengutip potongan ayat Al- Quran surat Al-Baqarah ayat 124 dan As-Surah ayat 13 yang dirujuk sebagai tuntunan dalam beragama. Ia lalu menyinggung pemimpin di Indonesia yang seharusnya tidak mencaci hingga menjelekkan umat beragama.
"Hendaknya pemimpin di Indonesia itu menganjurkan 'peganglah kitabmu, pelajari kitabmu agar kamu bisa mencarikan jalan keluar kehidupan dari kitabmu dan dimasukkan dalam kehidupan bernegara'," kata Panji, Kamis (29/6) dalam video Youtube Al-Zaytun Official.
[Redaktur: Alpredo]