WahanaNews.co, Bekasi - Dalam kasus suami yang menghabisi istrinya di Cikarang, Bekasi, keluarga korban mengharapkan agar pelaku dihukum dengan sanksi yang paling berat, bahkan jika perlu dihukum mati. Harapan ini disampaikan oleh Linda, ibu korban, pada Minggu (10/9/2023).
Sebelumnya, seorang ibu muda berusia Mega Suryani Dewi (24), tewas oleh suaminya, Nando Kusuma Wardana,Kamis (7/9/2023) malam.
Baca Juga:
Sekeluarga di Cikarang Ditangkap Polisi karena Edarkan Sabu
Melansir Berita Satu, Tindakan keji itu terjadi di tempat kontrakan mereka di Jalan Cikedokan, Sukadanau, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Kasus pembunuhan suami terhadap istrinya menjadi lebih menyakitkan ketika diketahui bahwa anak balita pasangan itu menyaksikan kejadian mengerikan itu.
Linda, ibu Mega Suryani Dewi, merupakan orang pertama yang menemukan jasad anaknya di dalam kamar kontrakan. Dia mengaku sangat terkejut ketika pada hari Sabtu (9/9/2023) menemukan Mega sudah tak bernyawa dengan luka yang mengerikan di lehernya.
Baca Juga:
PDN Cikarang, Kominfo Targetkan Aktif Awal 2025 Akui Efek PDNS 2
Linda bahkan pada saat itu merasa bingung dan tidak bisa mempercayai bahwa jasad yang ada di depannya adalah anak yang pernah dikandung dan dilahirkannya.
“Saya lihat lehernya sudah nganga terus saya pegang jidatnya dingin banget. Sebelum saya keluar kamar saya lihat kakinya saya yakin, namanya saya yang nglahirin, itu anak saya tapi saya masih belum percaya,” katanya.
Ditanya mengenai pelaku pembunuhan yang adalah menantunya sendiri dan saat ini sudah ditahan, Linda terus terang menyatakan agar pelaku dihukum seberat-beratnya.
“Kalau bisa mah ditembak mati, biar saya nggak ngelihat dia lagi, nggak mau dengar cerita dia lagi dah,” ujar Linda sambil terisak.
Mega Suryani Dewi diduga dihabisi pasangannya pada Kamis (7/9/2023) malam dan jenazahnya baru diketahui orang tua korban pada Sabtu (9/9/2023) subuh.
Motif pembunuhan diduga karena cekcok suami istri. Pasangan Nando Kusuma Wardana dan Mega Suryani Dewi memiliki dua anak, masing-masing berumur 3,5 tahun dan 1,5 tahun. Mereka tinggal di sebuah kamar kontrakan di Cikarang Barat.
Dua anak balita ini ditipkan di rumah Linda, manakala Nando dan Mega bekerja.
Pada Kamis (7/9/2023) siang, kedua anak itu dititipkan kepada neneknya, Linda. Pada malam harinya, sekitar pukul 22.00 WIB, Nando serta Mega terlihat terakhir kalinya saat menjemput kedua anaknya dari rumah Linda.
Setelah itu tampaknya terjadi cekcok yang berujung pada pembunuhan di kamar kontrakan.
“Dari rumah saya, mereka begitu nyampe rumah kontrakan mungkin langsung berantem. (Anaknya) yang kecil sudah tidur tapi yang gede belum tidur. Nah yang gede ini mungin melihat ibunya diapain-diapain (hingga terbunuh),” kata Linda yang menuturkan rentetan kejadian berdasarkan pengalamannya dipadu dengan apa yang ia ketahui dari keterangan polisi.
Pada Jumat (8/9/2023) siang, Nando membawa kedua anaknya untuk dititipkan kepada Linda. Ketika itu Linda sama sekali tak menyadari bahwa putrinya telah tewas di tangan menantunya.
Linda dan suaminya kesal karena hingga Sabtu subuh dua anak balita tak kunjung dijemput orang tuanya. Mereka lagi-lagi tak tahu bahwa Nando telah menyerahkan diri ke polisi setelah menghabisi Mega.
Linda dan suaminya datang ke rumah kontrakan Nando-Mega guna mengantarkan dua anak, Sabtu (9/9/2023) subuh. Di rumah kontrakan itulah Linda menemukan Mega sudah terbujur kaku dengan luka sayat di leher dan darah kering di bagian mata.
Berdasarkan keterangan polisi, Linda menjelaskan bahwa Mega diserang dengan cara dicekik, dan saat itu Mega tidak dalam keadaan pingsan. Kejadian ini terjadi di depan pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar kontrakan mereka.
Darah banyak keluar dari leher korban. Ketika Mega sudah tak berdaya, Nando kemudian menyeretnya ke depan TV.
“Mestinya darah berceceran ya,” kata Linda. Pada saat itulah, anak balita yang sulung --barangkali tak menyadari ibunya terbunuh-- menjamah darah yang berceceran di lantai, kemudian mengusapkannya ke tembok.
“Darahnya dimainin ke tembok gitu sementara bapaknya (Nando) lagi ngerapiin (mayat) ibunya,” ujar Linda.
Linda yang menjadi orang pertama menemukan jasad Mega justru tidak melihat cap darah dari tangan anak-anak di tembok karena saat itu ia kalut.
“Bapaknya (suami Linda) yang lihat, saya malah gak lihat,” katanya.
Diungkapkan pula bahwa Nando kemudian membersihkan TKP serta memandikan istrinya yang baru dibunuhnya. Jasad Mega Suryani Dewi kemudian dibaringkan di kasur.
Anehnya, dari siang hingga tengah malam, kedua anak tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ibu mereka telah meninggal.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]