WahanaNews.co | Akibat gempa bumi di Pasaman Barat, Sumatera Barat yang terjadi pada Jumat (25/2) hari ini, 2 orang dinyatakan tewas dan 20 lainnya luka-luka.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BNPB Letjen Suharyanto berdasarkan data di lapangan.
Baca Juga:
Gempa Magnitudo 2,3 Goyang Cianjur, BMKG Minta Warga Waspada
"Barusan saja kami dapat informasi ternyata sudah ada korban jiwa yaitu di Kabupaten Pasaman Barat sudah ada data yang menyatakan 2 orang meninggal dunia dan 20 orang luka-luka," kata Suharyanto dalam konferensi pers secara daring, Jumat (25/2).
Suharyanto mengatakan data tersebut masih merupakan data sementara. Dia pun memastikan pihaknya akan terus berkoordinasi untuk mengumpulkan data-data terkait korban.
"Sekali lagi kami akan terus berkoordinasi mengumpulkan data-data," ujarnya.
Baca Juga:
BPBD Kolaka Timur Catat 172 Bangunan Terdampak Gempa Bumi di Sultra
Gempa bumi magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Sumatera Barat pada Jumat pagi. BMKG mencatat gempa terjadi pukul 8.39 WIB.
"Telah terjadi gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6,2 di Pasaman Sumatera Barat. Tepatnya pada pukul 8.39 menit 29 detik WIB di wilayah Talamau, Pasaman Barat, Sumatera Barat," ujar Kepala BMKG Dwikorita dalam kesempatan yang sama, Jumat (25/2).
Gempa tersebut berlokasi di 0,14 Lintang Utara, 99,94 Bujur Timur atau 12 km Timur Laut Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Dwikorita mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat juga diimbau untu menghindari bangunan yang retak maupun rusak akibat gempa.
"Terutama juga menghindari tebing-tebing atau lereng karena gempa susulan berpotensi pula atau dapat mengakibatkan runtuhnya batuan atau mengakibatkan longsor," ujar Dwikorita.
Dia juga meminta masyarakat memastikan rumah mereka cukup tahan gempa dan tidak memiliki kerusakan akibat gempa sebelum memutuskan kembali ke rumah.
"Periksa serta pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tutupnya. [bay]