WahanaNews.co | Pemerintah berencana membangun industri baterai yang dimotori BUMN. Namun, pemerintah membuka ruang keterlibatan investor asing
dalam pengembangannya.
Rencananya, selain China dan Korea Selatan, yang sudah terlebih
dulu menyampaikan ketertarikannya, Jepang juga menyatakan
minat untuk bergabung dalam pembangunan industri baterai ini.
Baca Juga:
Erick Thohir Tunjuk Maroef Sjamsoeddin Jadi Dirut MIND ID, Ternyata Ini Alasannya
Direktur Utama Holding BUMN Pertambangan (MIND ID), Orias Petrus Moedak, mengungkapkan, selain dua perusahaan asal Korsel dan China yang
mengisyaratkan niat, MIND ID juga terus membuka opsi untuk penjajakan dengan
mitra lain.
"Ada yang
pendekatan, tapi belum sejauh Korea dan China. Kita lihat ada potensi dengan
Jepang," ungkap Orias, dalam Konferensi Pers Virtual, Kamis (15/10/2020).
Orias memastikan,
tanda tangan kerjasama telah dilakukan dengan kedua mitra. Kendati demikian, ia belum mau merinci
lebih jauh soal kesepakatan yang telah diteken. Meski begitu, MIND ID tetap
terbuka untuk bekerjasama dengan mitra lain.
Baca Juga:
Adik Menhan Maroef Sjamsoeddin Jadi Dirut MIND ID, Pernah Menjabat Presdir PT Freeport
"Tanda tangan ini bukan kita yang
minta. Mereka yang datang, dan kita lanjutkan. Kita posisinya sedikit lebih baik
dalam hal ini, karena sumber bahan baku ada di kita," ujar
Orias.
Sebelumnya,
Kementerian BUMN mengungkapkan, ada dua perusahaan yang telah menyatakan minatnya
terlibat dalam upaya hilirisasi nikel, yakni Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL)
dari China dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan.
Menteri BUMN, Erick
Thohir, mengatakan, hal tersebut merupakan sebuah angin segar. Usaha Indonesia
yang memiliki kekayaan tambang berlimpah untuk melakukan hilirisasi industri
minerba langsung mendapat respon bagus dari investor asing.
"Ini juga bukti
kebijakan Indonesia sudah tepat," ujar Erick dalam keterangan resmi, Rabu
(14/10/2020).
Dengan kehadiran
investasi luar negeri untuk menunjang program nasional di industri ini, Erick
yakin aspek keberlanjutan akan terus berkembang dan Indoensia semakin kuat
dalam daya saing ketahanan energi nasional. [dhn]