WahanaNews.co | Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) mengeluhkan harga ayam hidup di kelas kandang (livebird) yang anjlok sejak libur Natal 2022 menjadi Rp15 ribu per kilogramnya.
Karena hal tersebut, Ketua Umum KPUN Alvino Antonio mengatakan peternak mandiri se-nasional telah mengalami kerugian selama 2022 mencapai Rp3,2 triliun. Nilai ini merupakan akumulasi dari kerugian seluruh peternak secara nasional.
Baca Juga:
Warga Sibabangun Kecewa, Hasil Produksi Budidaya Ikan Lubuk Larangan Anjlok
Ia menyebut kerugian itu juga imbas dari harga pakan yang naik. Alvino menyebut harga ayam hidup di kandang Rp15 ribu kg terutama di wilayah Jawa Tengah, yang merupakan pusat populasi ayam ras pedaging. Sedangkan, biaya produksi peternak mencapai Rp20 per kg.
"Harga itu di bawah HPP (harga penjualan pokok) Rp19.500-Rp20.500 per kg, kerugian kami selama 2022 karena harga ayam di kandang turun mencapai Rp3,2 triliun. Itu akumulasi peternak mandiri se nasional ya," jelasnya seperti dikutip dari detik.com, Kamis (12/1).
Alvito mengatakan harga pakan cenderung naik dengan alasan harga jagung naik. Padahal menurutnya hari ini harga jagung turun menjadi di bawah Rp5.000 per kg.
Baca Juga:
Harga Sayur di Taput Anjlok, Petani Terancam Merugi
"Harga pakan masih tinggi yakni Rp8.300-Rp8.800 per kg. Padahal tahun lalu harga pakan Rp7.500 per kg," katanya.
Peternak juga mengeluhkan perusahaan-perusahaan besar jangan menjual ayam ke pasar tradisional. Perusahaan besar itu di antaranya PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Japfa Comfeed Indonesia, PT Malindo Feedmill Tbk, PT Cheil Jedang Indonesia, PT New Hope Indonesia, PT Farmsco Feed, dan PT Gold Coin Indonesia. [ast]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.