WahanaNews.co | Satuan Tugas Madago Raya menemukan ceceran darah di lokasi kontak
senjata dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Pengunungan Batu Tiga,
Dusun Enam Tokasa, Desa Tanalanto, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah,
Minggu (11/7/2021).
Diduga, ceceran
darah ini milik sejumlah orang yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) MIT Poso ketika mereka
melarikan diri saat baku tembak.
Baca Juga:
Awas! Teroris Poso Muncul Lagi, Begini Ciri-cirinya
"Pelaku lain melarikan diri dari
upaya penyergapan. Akan tetapi, terdapat petunjuk adanya ceceran darah yang
diduga berasal dari pelaku yang terkena tembakan," kata Kasatgas Humas
Operasi Madago Raya, Kombes Pol Didik Supranoto.
Baku tembak ini bermula dari adanya
informasi Satgas Intel tentang adanya penampakan lima
orang yang diduga teroris Poso.
Satgas lantas mengintensifkan
pencarian dengan menelusuri jejak yang ada.
Baca Juga:
Perintah Panglima TNI: Tutup Akses Teroris MIT Poso!
Pada hari Minggu (11/7/2021), sekitar pukul 03.30 Wita, terjadi
kontak senjata antara Satgas Madago Raya dengan DPO MIT Poso, yang mengakibatkan dua terduga teroris Poso tewas tertembak.
Upaya pencarian selama 3 hari, lanjut
dia, menemukan petunjuk yang diduga merupakan kamp dari terduga teroris Poso.
Setelah memastikan itu adalah pelaku,
tim langsung melakukan tindakan tegas terukur, hingga
dua terduga teroris Poso tewas.
Tidak hanya itu, dari lokasi kejadian,
Satgas Madago Raya juga mengamankan barang bukti berupa amunisi, bom lontong,
kompas, dan bendera.
Tim Kejar Satgas Madago Raya saat ini
masih melanjutkan pencarian dan pengejaran pelaku yang melarikan diri.
Menyinggung soal evakuasi terhadap dua
terduga teroris yang tewas itu, dia mengatakan, pihaknya terkendala medan yang
berat dan cuaca berkabut, sehingga menyulitkan evakuasi dengan
helikopter untuk dibawa ke Rumkit Bhayangkara Palu guna dilakukan autopsi dan
identifikasi.
Kronologi Penyergapan
Sebelumnya, Panglima Komando Operasi
Gabungan Khusus (Koopsgabssus) Tricakti, Mayjen
TNI Richard Tampubolon, membeberkan situasi saat kontak
senjata antara timnya dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT)
Poso di Pegunungan Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo,
Provinsi Sulteng.
Awalnya, Tim Tricakti yang dipimpin Lettu
Inf David Manurung dari satuan Kopassus menyusup ke lokasi persembunyian dan kamp teroris dengan mengandalkan unit kecil berkekuatan lima orang.
Mereka melewati medan sulit hingga
hutan lebat.
Tim mengendus jejak yang ditinggalkan
kelompok MIT sampai dengan titik aman melakukan penyergapan.
"Tim Tricakti berhasil mendekati camp kelompok teroris MIT secara senyap
dan penuh kerahasiaan, bahkan seluruh anggota Tim harus merayap ke sasaran
sejauh 500 meter sejak pukul 22.00 WITA, tadi malam, sampai
dengan penyergapan pukul 03.00 WITA," tutur Richard dalam keterangannya,
Minggu (11/7/2021).
Sekitar jarak 5 meter dari posisi
pengintaian, Richard melanjutkan, kamp teroris MIT terlihat meski samar
lantaran kondisi cuaca gelap disertai hujan.
Ada lima anggota kelompok MIT Poso
yang sedang beristirahat.
Setelah yakin target yang diintai
merupakan anggota MIT, tim langsung membuka tembakan demi melumpuhkan anggota
kelompok MIT tersebut.
"Dalam peristiwa penyergapan pagi
ini, ada sekitar lima orang kelompok teroris MIT sedang beristirahat, dengan
tewasnya dua orang tersebut (Rukli dan Ahmad Panjang) diduga ada juga yang
melarikan diri," jelas dia.
Tiga anggota MIT lainnya, yang diyakini terluka, kemudian melarikan diri dengan
memanfaatkan situasi gelap menuju tengah hutan.
Pengejaran pun masih terus dilakukan
petugas. [dhn]