WahanaNews.co |
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin,
menyebut, Presiden Joko Widodo alias Jokowi kemungkinan tidak lagi menunjuk Juru
Bicara Presiden menyusul Fadjroel Rachman masuk dalam daftar Calon Duta Besar
Indonesia.
"Bisa jadi (tidak
menunjuk Jubir baru). Pertama, tentu, seberapa jauh tingkat urgensi dan
kebutuhan yang nanti Pak Presiden lihat, karena selama ini juga berjalan normal
saja kan," kata Ngabalin kepada
wartawan, Senin (28/6/2021).
Baca Juga:
Fadjroel Rachman Yakin Jokowi Tegak Lurus Reformasi Terkait Masa Jabatan presiden
Sejak periode pertama
kepemimpinannya, Jokowi sempat memiliki dua Juru Bicara.
Pada periode 2014-2019,
Jokowi menunjuk mantan Komisioner KPK, Johan Budi, sebagai Juru Bicara.
Kemudian, pada periode kedua,
Jokowi menunjuk Fadjroel sebagai Jubir.
Baca Juga:
Belum Ada Keinginan Cari Jubir Baru, Jokowi: Sendiri Saja Dulu
Namun, posisi Fadjroel
sebagai Jubir mendekati masa akhir, lantaran ia menjadi Calon Dubes Indonesia
untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan.
Lebih lanjut, Ngabalin
mengatakan bahwa keputusan akhir ada pada Jokowi, apakah ia akan menunjuk Jubir
baru atau tidak.
"Apakah Bapak Presiden
mau memilih Stafsus baru Bidang Komunikasi atau tidak, sekaligus diangkat jadi Jubir
atau tidak, itu nanti kewenangan Bapak Presiden," ujarnya.
Namun demikian, Ngabalin
mengatakan, tanpa Jubir pun sebetulnya komunikasi publik dari Istana juga dapat
berjalan seperti biasa.
Apalagi, menurut dia, di
Istana masih ada Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, Menteri Sekretaris Negara
Pratikno, dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang dapat memberi
pernyataan ke publik.
Selain itu, sejumlah tenaga
ahli maupun deputi di KSP juga masih dapat mengelaborasi pernyataan Jokowi yang
akan disampaikan ke publik.
"Komunikasi publik dari Presiden
maupun Istana Negara akan berjalan seperti biasa saja, tidak ada masalah. Ada
tiga pilar penting di kompleks Istana itu, ada Bapak Moeldoko di KSP, kemudian
ada Mensesneg, dan Menseskab," ujar Ngabalin.
Jokowi sebelumnya mengusulkan
sebanyak 33 nama Calon Duta Besar untuk mengikuti proses uji kelayakan dan
kepatutan (fit and proper test) di
Komisi I DPR RI.
Sebanyak dua dari 33 nama itu
adalah Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Rosan Roeslani, yang diusulkan
menjadi Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, serta Juru Bicara Presiden,
Fadjroel Rachman, yang diusulkan menjadi Duta Besar RI untuk Kazakhstan
merangkap Republik Tajikistan. [qnt]