WahanaNews.co | Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Andriansyah, meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal di Tol Jombang-Mojokerto Km 672+400/A, Kamis (4/11/2021).
Diketahui, mobil Mitsubishi Pajero bernomor polisi B-1264-BJU yang ditumpangi Vanessa Angel tersebut berisi lima penumpang.
Baca Juga:
Pakar Transportasi UGM Ungkap 4 Penyebab Kecelakaan di Jalan Tol
Kelima orang tersebut yakni Vanessa Angel, Bibi Andriansyah, sang anak Gala Sky Andriansyah, sopir serta pembantunya.
Mobil tersebut hendak menuju Surabaya, Jawa Timur.
Dari lima penumpang, Vanessa dan suaminya meninggal dunia.
Baca Juga:
PUPR Tanggapi Video Viral yang Sebut Jalan Tol di Indonesia Tidak Aman
Sementara tiga penumpang lainnya dalam keadaan luka-luka.
Buah hati Vanessa mengalami luka ringan bersama sang sopir, sedangkan asisten rumah tangga Vanessa Angel mengalami luka berat.
"Dua orang luka ringan ini, dari informasi di lapangan, adalah sopir dengan anak dari pada Almarhum dan Almarhumah. Yang luka berat ini adalah asisten rumah tangganya," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Gatot Repli Handoko, Kamis (4/11/2021).
Kronologi Kejadian
Sementara itu, Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim, Kombes Pol Latif usman, mengungkap kronologi kejadian yang merenggut nyawa Vanessa dan suaminya.
Peristiwa bermula saat mobil Mitsubishi Pajero yang dikemudikan Tubagus Joddy itu melaju dari arah Jakarta menuju Surabaya.
Setibanya di Km 672+400/A, mendadak laju mobil oleng ke sisi kiri bahu jalan.
Tak pelak, mobil pun menghantam pembatas jalan berbahan beton.
Kuatnya benturan membuat bodi mobil terpelanting dari titik benturan di Km tersebut sejauh 30 meter, hingga mobil masuk di lajur cepat.
"Jenazah yang ditemukan di luar, Vanessa Angel, sekitar 3 meter dari kendaraan tersebut," ujarnya, saat dihubungi awak media, Kamis (4/11/2021).
Sedangkan jenazah Febri, diketahui masih di dalam tempat duduknya, di samping kiri sopir.
Karena, ungkap Latif, Febri masih mengenakan sabuk pengaman kendaraan (safety belt).
"Suami berada di dalam karena mengenakan safety belt, yang Vanessa Angel tidak mengenakan safety belt dan duduk di sebelah kiri," ungkapnya.
Perihal dugaan laju kecepatan mobil, Latif memperkirakan, sebelum insiden tabrakan itu, mobil diperkirakan dalam kecepatan tinggi.
"Kalau dilihat dari kondisi kerusakan, kendaraan tersebut melaju lebih dari 100 km/jam, tapi dari hasil pelaksanaan penyidikan nanti kami akan lihat pergerakan kendaraan. Akan kami ketahui kecepatannya berapa," ujarnya.
Sopir Mengantuk
Sementara itu, Kasat PJR Ditlantas Polda Jatim, AKBP Dwi Sumrahadi, mengungkap hasil sementara olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan pihaknya.
Menurutnya, penyebab kecelakaan tunggal tersebut karena sopir dalam keadaan mengantuk.
Karena mengantuk, diduga mobil melenceng ke kiri dan menghantam pembatas jalan berbahan beton hingga terpelanting, yang mengoyak bodi mobil.
Hasil tinjauan analisis tersebut diperkuat dengan tidak ditemukannya bercak roda bekas pengereman.
Artinya, beberapa saat sebelum mobil menghantam pembatas, tidak ada upaya pengereman secara manual dari sopir mobil untuk mengurangi laju kecepatan mobil.
"Diduga mengantuk. Kami juga memeriksa aspal jalan, juga tidak menemukan jejak bekas pengereman," kata Dwi, saat dihubungi wartawan, Kamis (4/11/2021).
Kendati demikian, Dwi mengungkapkan, pihaknya bakal melakukan pendalaman lebih lanjut untuk memastikan penyebab tabrakan, dan kecepatan mobil saat itu.
"Itu nanti dulu, kami akan proses dulu," pungkasnya.
Atas kecelakaan yang menewaskan Vanessa dan suaminya tersebut, sang sopir terancam menjadi tersangka.
Kenali soal Microsleep
Kecelakaan yang dialami Vanessa Angel bisa disebabkan karena sopir mengalam microsleep.
Menurut dr Yeni Wulandari, microsleep adalah kondisi di mana terjadi hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena rasa kantuk.
Sehingga, tiba-tiba saja, seseorang dapat tertidur dalam waktu singkat, antara satu detik hingga dua menit.
Biasanya ditandai dengan terjadinya sentakan yang cukup keras.
"Dia sebenarnya cuma satu detik saja bisa, atau sampai dua menit, langsung turun kesadaran. Itu dalam keadaan mata terbuka bisa terjadi microsleep," ungkapnya, saat diwawancarai oleh wartawan, Kamis (4/11/2021).
Biasanya, microsleep terjadi karena melakukan pekerjaan yang monoton.
Seperti menatap layar komputer atau handphone dalam waktu yang lama.
Atau bisa juga saat berkendara.
Selain itu, ada penyebab lain terjadinya microsleep.
Pertama, adanya gangguan tidur di malam hari.
Bisa pula karena ada pekerjaan malam, sehingga bisa mengurangi waktu tidur.
"Terus kita punya utang tidur. Kita tidur kurang dari 6 jam. Itu biasanya punya utang tidur. Banyaknya utang tidur bisa meningkatkan risiko microsleep sewaktu-waktu," katanya lagi.
Kelelahan juga dapat memicu terjadinya microsleep.
Tips Mengatasi Microsleep
Karena dapat membahayakan jiwa, dr Yeni menyarankan pengendara lakukan ini sebelum melakukan perjalanan jarak jauh.
Pengendara bisa mencoba untuk mengonsumsi kopi.
Lalu, pastikan tidur harus cukup sebelum bepergian, yaitu 7-8 jam.
Sehingga bisa menjalankan aktivitas dengan badan dan pikiran yang segar.
Kalau seandainya tubuh merasa ngantuk dan lelah, jangan sungkan untuk beristirahat.
Sebaiknya langsung mencari tempat untuk berhenti.
"Pasti sudah kenali tanda-tandanya. Sebenarnya saat berkendara jauh disarankan untuk 1-2 jam sekali harus berhenti. Istirahat dulu karena pasti capek," katanya. [qnt]