WahanaNews.co | Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan Wahyu Iman Santoso telah menanyakan lebih dalam soal dugaan pelecehan seksual yang dialami istri mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Lalu, Putri Candrawathi pun menangis saat menceritakan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir Nofriansyah Yosua atau Brigadir J di Magelang.
Baca Juga:
Kasus Penganiayaan David Ozora, AG Dituntut Pidana 4 Tahun
Hal tersebut disampaikan saat diperiksa sebagai terdakwa atas kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua dalam Sidang di PN Jakarta Selatan.
"Kapan saudara sadar Yoshua masuk ke ruang saudara," kata Wahyu di ruang sidang, Rabu (11/1/2023).
Putri pun menceritakan saat itu ia sedang tertidur. Lalu mendengar suara pintu terbuka keras. "Kayak grukk gitu terus saya membuka mata saya," jawab Putri sambil bergetar.
Baca Juga:
Jatuhi Vonis Mati Sambo dan Hukuman Ringan ke Bharada E, Hakim Wahyu Dielu-elukan Masyarakat
"Nggak perlu diceritakan semua, saya cuman pengin tahu waktunya, kan saudara sudah memberikan keterangan kemarin," jawab Wahyu.
"Yosua sudah ada di dekat kaki saya," sambung Putri menangis.
"Kemudian seperti saudara terangkan di keterangan saudara kemarin saat menjadi saksi," ucap Wahyu.
Saat itu, kata Putri, ia terjatuh dalam posisi terduduk saat dilecehkan oleh Brigadir J.
Lantas Asisten Rumah Tangga (ART), Susi pun berusaha menyadarkan dirinya. "Setelah saya jatuh terduduk, saya tersadar ketika susi memegang kaki kanan saya, mengoyang-goyang kaki saya," tutur Putri.
Putri pun menggambarkan kembali bagaimana situasi saat itu. Kata dia, Susi nampak khawatir dengan kondisinya usai dilecehkan oleh Brigadir J.
Putri pun tak bisa menyembunyikan kesedihan saat mengingat peristiwa pelecehan tersebut. Ia pun sempat menangis dan diam sejenak.
Putri Candrawathi berusaha menutupi kesedihannya di sela sidang dengan menghapus air matanya.
Selanjutnya, ia mendengar Susi berteriak memanggil Kuat Maruf. Saat itu, Susi terus berusaha untuk membuka mata Putri Candrawathi.
"Om Kuat, Om Kuat tolong ibu," kata Putri menirukan ucapan Susi.
Putri Candrawathi melanjutkan bahwa Kuat Maruf lantas bergegas naik ke atas untuk menemuinya dan Susi. "Kuat naik ke atas memegang kaki kiri saya. Lalu saya diangkat oleh Kuat dan Susi di dalam kamar. Saya dibaringkan di tempat tidur," lanjut ia.
Kuat Maruf pun lalu turun ke bawah. Kemudian, Kuat mengingatkan Susi untuk mengunci pintu. "Kuat sepertinya turun ke bawah karena saya mendengar suara ribut-ribut di lantai 1," ujar Putri.
Hakim pun lantas bertanya apakah suara Kuat Maruf saat itu keras lantaran terdengar oleh Putri yang berada di lantai dua rumah. "Agak keras suara Kuat karena sampai terdengar suara oleh saudara. Agak Kuat ya suaranya?," ucap Wahyu.
"Iya. Lalu suara itu menghilang," jawab Putri.
Putri Candrawathi sempat bertanya kepada Kuat Maruf, di mana posisi Ricky Rizal dan Richard Eliezer alias Bharada E pada saat itu. "Om Kuat dek Ricky di mana, dek Richard di mana?" tanya Putri.
"Sedang ke sekolah anak ibu," timpal Kuat yang ditirukan Putri.
Sejurus kemudian, Putri lantas meminta agar menghubungi Ricky Rizal dan Richard Eliezer agar segera kembali ke rumah.
"Lalu saya minta mencarikan telepon saya. Lalu saya minta tolong Kuat untuk menelepon Ricky atau Richard saat itu," lanjut Putri.
"Ingat jam berapa," tanya Wahyu
"Tidak ingat," jawab Putri. [sdy]