WahanaNews.co | Prajurit
Amerika Serikat yang tergabung dalam Security Force Assistence Brigades (SFAB) melaksanakan
latihan tempur bareng Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak di
Indonesia. Ternyata latihan ini meninggalkan kesan khusus bagi para prajurit
AS.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
"Tentara Indonesia sangat ramah karena dibandingkan
dengan tentara lain di Pasifik yang pernah bekerja sana dengan kami khususnya,
mereka tidak seramah dan sehangat tentara Indonesia, mereka membuat kami
seperti keluarga selama ada di Indonesia, mereka membuat kami merasa
hebat," kata SFAB Team Inteligent Advisor, SGT Butler Blair seperti
dilansir dari Antara, Senin (31/5/2021).
Sementara itu, Danyonif PR 305/Tengkorak Kostrad, Letkol Inf
Fajar Akhirudin menyebutkan Prajurit Para Raider Yonif 305 Tengkorak yang
melaksanakan kegiatan latihan bersama memiliki kemampuan kualifikasi para dan
raider. Dia menjelaskan mereka siap untuk melaksanakan operasi militer baik di
darat, laut maupun di udara
"Dalam melaksanakan kegiatan latihan bersama ini yang
disiapkan oleh Satuan Yonif Para Raider 305/Tengkorak adalah personel, materil
dan sarana prasarana latihan," tutur Fajar.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Kemudian SFAB Team Leader Cpt Leshaun Smith menyebutkan SFAB
merupakan salah satu unit baru di Tentara Amerika (US Army) yang dibentuk dalam
beberapa waktu terakhir, terdiri dari tim kecil yang memiliki spesialisasi
tertentu, 'maneuver adviser team' menjadi fokus utama dari unit ini yang
terdiri atas 12 orang personel.
Sebagai sebuah tim kecil, lanjut Smith, tujuan SFAB Maneuver
Adviser Team adalah untuk bekerja sama dengan pasukan bersenjata negara sahabat
di kehidupan sehari-hari, sehingga prajurit dapat mempelajari tidak hanya
budaya setempat tapi juga budaya militer sehingga prajurit dapat memiliki
pandangan yang sama dalam operasi militer dan juga memiliki pengetahuan yang
sama mengenai situasi pertempuran.
"Kunci utama bagi kami adalah terbentuknya komunikasi
interoperabilitas dan menciptakan hubungan antara dua negara dalam rangka
mengefektifkan kerja sama militer," ujar Smith.