WahanaNews.co | Koordinator
PPKM Darurat Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa pemerintah
sudah merancang skenario jika kasus positif Covid-19 memasuki kondisi terburuk,
yakni 100 ribu orang per hari.
Baca Juga:
Eksepsi Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti Kasus Pencemaran Luhut Ditolak Hakim
"Kita tidak berharap 100 ribu, tapi sudah dirancang kalau
terjadi ke sana," kata Luhut dalam konferensi pers, Kamis, 15 Juli 2021.
Per 14 Juli 2021, kasus Covid-19 mencapai angka tertinggi
dengan 54.517 orang dalam sehari. Sehingga, pemerintah menjalankan skenario
terburuk untuk kasus yang mencapai 60 ribu orang sehari.
Luhut tak menjelaskan secara rinci mengenai skenario jika
kasus mencapai 100 ribu orang. Namun, ia memaparkan respons kesehatan yang saat
ini dijalankan dengan skenario 60 ribu orang terinfeksi dalam sehari.
Baca Juga:
Menko Marves Kaji Rencana Pembangunan Terminal LNG Bali
1. Percepatan Vaksinasi
Luhut menyebut Indonesia telah mengamankan stok vaksin
sebesar 480,7 juta. Pada Juli ini, pemerintah menargetkan vaksinasi rata-rata 1
juta per hari.
2. Penambahan Kapasitas Tempat Tidur RS
Luhut menjelaskan, pemenuhan kebutuhan tempat tidur tersebut
berupa menyiapkan 900 tempat tidur di Asrama Haji Pondok Gede, 150 ICU di
Gedung Arafah. Pembangunan RS Tanjung Duren dengan 500 tempat tidur untuk
perawatan gejala sedang-berat.
Kemudian peningkatan kapasitas rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan TNI/Polri untuk melayani pasien Covid-19 dengan penambahan
lebih dari 2.000 tempat tidur di Jawa Bali. Pemanfaatan diklat dan wisma yang
dimiliki berbagai kementerian dan lembaga untuk tempat isolasi, dan penggunaan
RS dan fasilitas yang dimiliki TNI dan Polri.
"Menurut saya tempat tidur RS kalau kita bisa bertahan terus
dengan sekarang, karena kita sudah masuk pada worst case scenario yang sudah
kami duga kita akan naik di atas, ya kita berharap jangan lebih daripada 60
ribu, karena itu nanti mesti ada perkiraan lain lagi," ujarnya.
3. Penambahan Tenaga Kesehatan
Luhut menyampaikan ada 20 ribu lebih perawat yang akan
dilatih dalam beberapa hari, baru dipekerjakan. Ia memastikan semua
administrasi, seperti tempat istirahat sudah disiapkan pemerintah. Selain itu,
tenaga dokter juga akan direkrut sebanyak 2.000 orang yang baru lulus dan akan
dilatih. "Semua data menunjukkan kami on the right track," kata dia.
4. Pemenuhan Kebutuhan Obat-obatan
Luhut mengatakan, pemerintah mendorong komitmen industri
dalam dan luar negeri dalam pemenuhan suplai obat terapi Covid-19. Misalnya,
Tocilizumab dan IVIg dengan cara mendorong produsen global untuk
memprioritaskan suplainya ke Indoneisa, dan alternatif tambahan suplai dari
Cina melalui jalur special access scheme (SAS) serta donasi.
Obat lainnya adalah Remdesivir dengan mendorong penambahan
kuota produk impor dari India, Bangladesh, Mesir, dan Cina. Kemudian
Favipiravir dengan percepatan dan penambahan produksi dalam negeri.
5. Pembagian Gratis Paket Obat
Pemerintah akan membagikan 300 ribu paket obat Covid-19
untuk pasien gejala ringan dan tanpa gejala. Komposisinya, 10 persen paket OTG,
60 persen paket gejala demam dan anosmia, 30 persen paket gejala ringan demam
dan batuk.
6. Penambahan Kapasitas Oksigen
Luhut mengatakan pemerintah akan merealokasi produksi
oksigen untuk industri 90-100 persen difokuskan ke medis. Kemudian alih guna
isotank industri untuk oksigen cair di RS. Untuk isotank ini, pemerintah sedang
berupaya meminta bantuan dari Singapura, Cina, dan Uni Emirat Arab.
Kemudian membangkitkan pabrik oksigen yang sudah mati di
Cilegon dengan kapasitas 100 ton, mencari pasokan dari industri non produsen
oksigen, dan melakukan impor dan bantuan internasional.
7. Penggunaan Oksigen Konsentrator
Oksigen konsentrator ini diperuntukkan bagi pasien rawat
isolasi. Oksigen konsentrator dapat menghisap oksigen dari lingkungan sekitar
dan menghasilkan oksigen murni lebih dari 90 persen yang dapat disalurkan untuk
membantu pasien yang alami kesulitan napas.
Menurut Luhut, dengan melakukan substitusi penggunaan tabung
oksigen menjadi oksigen konsentrator, maka suplai oksigen cair dapat difokuskan
untuk pasien rawat intensif yang menggunakan ventilator dan high flow nasal
canule (kebutuhan oksigen 60 liter per menit).
8. Penerimaan Bantuan dari Dunia Internasional
Negara seperi Jepang, Singapura, Uni Emirat Arab, Cina,
Australia, dan Amerika turut memberikan bantuan berupa vaksin dan alat
kesehatan.
9. Donasi Pihak Swasta untuk Kebutuhan Medis
Pemerintah juga menerima bantuan dari pihak swasta. Luhut
mengatakan sumbangan tersebut ada yang diminta pemerintah, ada juga yang tidak.
"Kami tidak menerima sumbangan dana uang, kalau mau nyumbang ini listnya. Ada
yang datang dari dalam negeri, luar negeri," kata dia
10. Program Bantuan Beras
Pemerintah akan membagikan 11 ribu ton berat, dengan alokasi
10 kilogram untuk 1 KK sebagai bantuan se-Jawa dan Bali selama PPKM Darurat.
Penyalur dilakukan paling lambang pekan kedua Juli.
Target penerima bantuan ini adalah pekerja harian dan
informasi, terutama di daerah padat penduduk yang terkena dampak PPKM Darurat.
Distribusi bantuan ini diatur TNI/Polri agar jangan sampai menimbulkan
kerumunan. [dhn]