WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah memanasnya kembali isu keabsahan ijazah Presiden Joko Widodo, suara tegas datang dari tokoh senior pemerintahan, Luhut Binsar Pandjaitan. 							
						
							
							
								Menurutnya, bangsa ini seharusnya tidak lagi terjebak dalam perdebatan ijazah, melainkan fokus pada kontribusi nyata demi kemajuan Indonesia.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Prabowo Lantik 25 Pejabat Negara dan 10 Dubes Baru di Istana Negara
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan ikut menanggapi polemik mengenai ijazah yang kembali menjadi sorotan publik, khususnya yang dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo.							
						
							
							
								Dalam peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada Senin (28/7/2025), Luhut menyebut bahwa perdebatan soal ijazah sangat tidak relevan dan justru memperlihatkan kegagalan sebagian pihak dalam berpikir secara intelektual.							
						
							
							
								"Kita asyik masih berbicara soal ijazah yang menurut saya sangat tidak relevan untuk dibicarakan oleh seorang intelektual di republik ini," ucapnya.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Usai Bertemu Jokowi, Prabowo Kumpulkan Sejumlah Tokoh di Kertanegara
									
									
										
									
								
							
							
								Luhut menegaskan bahwa yang lebih penting bagi negara adalah kontribusi nyata dari setiap warga, bukan sekadar bukti administratif seperti ijazah.							
						
							
							
								Menurut dia, masyarakat semestinya lebih memprioritaskan pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan membentuk sekolah-sekolah unggulan, bukan sibuk menggiring opini soal keaslian ijazah seorang pemimpin.							
						
							
							
								Ia bahkan menyebut dirinya tidak tahu di mana ijazahnya disimpan, karena hal itu dianggap tidak penting dalam mendorong perubahan bangsa.