WAHANANEWS.CO, Jakarta - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap langkah Pemerintah Provinsi Lampung yang mengusulkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). 							
						
							
							
								Langkah ini dinilai sebagai keseriusan daerah dalam menjawab dua isu krusial sekaligus: krisis energi dan darurat sampah.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										PLN UP3 Sumedang Kampanyekan Energi Hijau Lewat Lomba Memasak dengan Kompor Induksi di Peringatan HLN ke-80
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								“Gagasan Pemprov Lampung ini sangat visioner dan layak mendapatkan dukungan penuh dari pusat. Ini bukan hanya soal pengelolaan sampah, tetapi juga transformasi energi menuju kemandirian dan keberlanjutan. Sebagai relawan Prabowo-Gibran, kami melihat semangat ini sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045,” ujar Ketua Umum Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, Rabu (30/07/2025).							
						
							
							
								Ia menilai bahwa pemanfaatan sampah menjadi energi listrik adalah lompatan strategis yang perlu direplikasi oleh provinsi lain, terutama di kawasan aglomerasi perkotaan. 							
						
							
							
								Proyek PLTSa yang direncanakan berdiri di atas lahan seluas 20 hektare di Kecamatan Natar, Desa Tanjungsari, ini juga dinilai sebagai solusi konkret atas menumpuknya sampah yang telah mencapai titik kritis di berbagai wilayah Lampung.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Pertamina Geothermal Energy: Menyalakan Masa Depan Indonesia Lewat Energi Hijau Bumi
									
									
										
									
								
							
							
								Menurut Tohom, yang juga dikenal sebagai Pengamat Energi dan Lingkungan ini, pembangunan PLTSa akan memberikan efek domino terhadap berbagai sektor.							
						
							
							
								"Ini akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja, peningkatan kualitas lingkungan hidup, sekaligus menciptakan ekosistem ekonomi baru berbasis energi hijau. Apalagi jika proyek ini masuk dalam PSN, maka potensi pendanaannya akan lebih kuat dan implementasinya bisa lebih cepat,” jelasnya.							
						
							
							
								Lebih lanjut, Tohom menekankan bahwa Lampung sedang berada di jalur strategis menuju provinsi pelopor transformasi lingkungan di Indonesia. 							
						
							
								
							
							
								Ia memuji sinergi antara Pemprov dengan pemerintah pusat, khususnya dalam hal respons positif dari Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.							
						
							
							
								“Saya mengapresiasi sinergi lintas sektor ini. Apalagi jika Pemda dan kota/kabupaten di sekitar bisa sepakat membangun konsorsium penyedia sampah. Jangan sampai proyek ini hanya menjadi monumen rencana tanpa komitmen kolektif,” tambah Tohom.							
						
							
							
								Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, sebelumnya menegaskan bahwa proyek ini merupakan harapan besar bagi masyarakat Lampung, terutama untuk keluar dari persoalan klasik terkait pengelolaan sampah.							
						
							
								
							
							
								“Persoalan sampah sudah berada di titik jenuh. Kami berharap pembangunan PLTSa ini menjadi solusi jangka panjang dan berkelanjutan. Ini bukan pekerjaan satu pihak saja, tapi kolaborasi semua pemangku kepentingan,” ujar Jihan.							
						
							
							
								KRT Tohom menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa masa depan lingkungan Indonesia sangat ditentukan oleh keberanian daerah untuk berinovasi.							
						
							
							
								"Kalau Lampung sukses dengan PLTSa ini, maka ini akan menjadi preseden baik bagi daerah lain. Pemerintah pusat perlu mendukung penuh agar target net zero emission tidak hanya jadi slogan, tapi gerakan nyata,” pungkasnya.							
						
							
								
							
							
								[Redaktur: Sobar Bahtiar]