WAHANANEWS.CO, Surabaya - Dewan Pimpinan Pusat MARTABAT Prabowo-Gibran meminta pemerintah dan DPR untuk mempertimbangkan sistem pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya, sebagai model percontohan nasional.
Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, mengungkapkan bahwa inovasi di TPA Benowo telah membuktikan efektivitasnya dalam mengubah sampah menjadi energi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat.
Baca Juga:
Tohom Purba Tegaskan "Pentingya" Pengelolaan Sampah yang Lebih Progresif dan Inovatif
“Kita membutuhkan terobosan konkret dalam pengelolaan sampah di Indonesia. TPA Benowo telah membuktikan bahwa sampah bukan sekadar limbah, tetapi dapat menjadi sumber energi yang berkelanjutan. Kami berharap sistem ini bisa menjadi model nasional agar daerah lain dapat mencontoh dan menerapkannya,” ujar Tohom di Surabaya, Senin (24/2/2025).
Sejak 2015, TPA Benowo telah berhasil mengolah lebih dari 1.000 ton sampah per hari menjadi listrik, yang kini mengaliri lebih dari 5.800 rumah warga.
Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan PT Sumber Organik sejak 2012 dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) terbesar dan pertama di Indonesia.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran: Sampah Menuju Energi Bersih dan Lingkungan Sehat
Tohom menilai, dengan pertumbuhan populasi dan peningkatan produksi sampah yang tak terhindarkan, kebijakan pengelolaan sampah berbasis energi harus segera mendapat perhatian serius.
“Surabaya adalah contoh nyata bahwa dengan kebijakan yang tepat dan keberlanjutan dalam pengelolaan sampah, kita bisa mengubah tantangan menjadi peluang. Jika sistem ini bisa diterapkan di kota-kota lain, maka permasalahan sampah di Indonesia bisa ditekan secara signifikan,” katanya.
Tohom yang juga pengamat lingkungan dan energi ini menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam sistem pengelolaan sampah.
Menurutnya, inovasi di TPA Benowo akan lebih maksimal jika diiringi dengan kesadaran publik dalam memilah dan mengolah sampah sejak dari rumah tangga.
“Kunci keberhasilan pengelolaan sampah bukan hanya di hilir, tetapi juga di hulu. Jika masyarakat sadar memilah sampah organik dan non-organik sejak awal, maka volume sampah yang masuk ke TPA bisa lebih terkontrol, biaya pengelolaan bisa ditekan, dan dampak lingkungan juga bisa diminimalisir,” jelasnya.
MARTABAT Prabowo-Gibran berharap pemerintah pusat segera mengambil langkah konkret untuk mereplikasi model TPA Benowo di berbagai daerah, terutama kota-kota besar yang menghadapi permasalahan sampah akut.
Selain itu, regulasi yang mendorong investasi di sektor pengelolaan sampah berbasis energi juga perlu diperkuat agar pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dapat terwujud.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]