WAHANANEWS.CO, Jakarta - Harapan ratusan keluarga di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, akhirnya terwujud.
Setelah bertahun-tahun menghadapi keterbatasan biaya pemasangan listrik, kini masyarakat dapat menikmati listrik secara mandiri di rumah masing-masing berkat hadirnya program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari pemerintah.
Baca Juga:
Menanti Selama 17 Tahun, PLN UP3 Sumedang Wujudkan Mimpi Atep Jatnika Untuk Berlistrik Mandiri
Program ini menjadi angin segar bagi warga yang sebelumnya harus menunda penyambungan listrik karena tingginya biaya instalasi awal.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia hadir langsung di Fakfak pada Minggu (16/11/2025) untuk meresmikan penyalaan 100 rumah tangga penerima BPBL tahap pertama di kabupaten tersebut.
Kehadiran Menteri Bahlil sekaligus menandai langkah konkret pemerintah dalam memperluas keadilan energi hingga pelosok Tanah Air.
Baca Juga:
Pemprov Kaltim Harap PLN Wujudkan Sambungan Listrik di Pedalaman Wilayah
Dalam sambutannya, Bahlil menggarisbawahi bahwa program BPBL nasional telah berjalan sejak 2022 dan berhasil menjangkau 367.210 rumah tangga.
Namun, implementasinya di Fakfak baru dimulai pada 2024 dengan realisasi 102 rumah tangga.
Karena itu, peresmian 100 rumah tangga hari ini yang tersebar di 10 kecamatan menjadi penanda percepatan signifikan.
Pemerintah menargetkan 292 rumah tangga di Fakfak menerima bantuan tahun ini, sebagai bagian dari total 4.550 rumah tangga penerima BPBL di Provinsi Papua Barat.
Bahlil menegaskan bahwa BPBL bukan sekadar program bantuan teknis, tetapi merupakan komitmen negara dalam menghadirkan keadilan akses energi bagi seluruh rakyat.
Ia menyebut manfaat paling besar dari program ini adalah hilangnya beban biaya penyambungan listrik yang selama ini memberatkan masyarakat kurang mampu.
"Melalui BPBL, masyarakat sekarang dapat menikmati akses listrik yang layak tanpa harus memikirkan biaya pemasangan, yang selama ini menjadi kendala," ujar Bahlil.
Ia menambahkan, listrik bukan hanya kebutuhan dasar, melainkan kunci pembuka peningkatan kualitas hidup.
Di Fakfak, yang memiliki potensi besar pada sektor kelautan dan perikanan, kehadiran listrik dapat mendorong pemanfaatan teknologi pendukung seperti cold storage untuk “pengelolaan hasil tangkapan laut”.
Menurutnya, peluang ekonomi baru akan semakin terbuka seiring meningkatnya keandalan pasokan listrik.
Tak hanya ekonomi, Bahlil juga menyoroti pentingnya manfaat sosial program ini, terutama bagi pendidikan anak-anak.
"Penyediaan listrik ini juga memberikan dukungan optimal untuk kegiatan belajar anak-anak di rumah," lanjutnya.
Setiap rumah tangga penerima BPBL memperoleh paket lengkap, mulai dari instalasi listrik dengan 3 titik lampu, 1 kotak kontak, Sertifikat Laik Operasi (SLO), sambungan ke jaringan PLN dengan daya 900 VA, hingga token listrik perdana Rp100.000.
Bantuan ini dirancang agar masyarakat langsung dapat memanfaatkan listrik tanpa menanggung biaya tambahan.
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil turut menegaskan bahwa manfaat BPBL tidak hanya sebatas penyalaan listrik semata.
"Dengan listrik yang menyala di setiap rumah, kita tidak hanya menerangi ruang-ruang keluarga, tetapi juga menerangi masa depan anak-anak kita, membuka pintu peluang usaha baru, dan memperkuat daya saing daerah," tutupnya.
Untuk memperkuat layanan kelistrikan di Fakfak, Menteri Bahlil juga meresmikan peningkatan status kantor PLN dari Unit Layanan Pelanggan (ULP) menjadi Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3).
Transformasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan serta mempercepat respons terhadap kebutuhan kelistrikan masyarakat.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]