WahanaNews.co | Indonesia masa depan adalah Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Hal ini ditegaskan Menko Polhukam Mahfud MD mengutip pembukaan Undang-undang 1945, dalam dialog kebangsaan "Imaji Satu Abad Indonesia" di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa (26/7).
Baca Juga:
Wasekjen PBNU Tuding PKB Dalangi Demo di Kantor PBNU
Harapan Indonesia menuju Indonesia emas pada 2045 mendatang, menurut Mahfud akan terwujud, manakala usaha-usaha dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur dilakukan secara sungguh-sungguh.
"Mari menuju Indonesia emas dengan bersatu di dalam keberbedaan. Tidak usah lagi bertengkar masalah perbedaan agama dan keyakinan. Anda punya keyakinan itu urusan privat," papar Mahfud saat menjadi Keynote Speaker dialog kebangsaan di UII ini.
Menurut Mahfud, bangsa Indonesia pada 2045, diproyeksikan menjadi bangsa yang berdaulat sepenuhnya, mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dari berbagai bentuk ancaman.
Baca Juga:
Cak Imin Kritik Kunjungan 5 Nahdliyin ke Israel: Memalukan!
"Terdapat empat pilar pencapaian visi Indonesia emas, yaitu pertama, Pembangunan Manusia serta Penguasaan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kedua, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan. Ketiga, Pemerataan Pembangunan. Keempat, Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan," ujar Mahfud.
Mahfud menegaskan, visi Indonesia emas bukan mimpi, melainkan target yang realistik dengan kerja keras dan kolaborasi segenap komponen bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menjelaskan, apa yg disampaikan Mahfud MD penting untuk dipahami bersama.
Menurut Gus Yahya, sapaan akrab ketua KH Yahya Cholil Staquf, kolaborasi segenap komponen bangsa dalam mencapai Indonesia emas harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.
"Apa yang disampaikan pak Mahfud penting untuk kita pahami sebagai pegangan kita, karena kedepan ini ada banyak hal dan varian yang mungkin tidak seluruhnya bisa diidentifikasi," ujar Gus Yahya saat menjadi narasumber dalam dialog kebangsaan ini.
Sementara itu, Tokoh Muhammadiyah Prof. Musa Asyarie yang juga menjadi narasumber dalam kesempatan ini menjelaskan, menuju satu abad Indonesia banyak tantangan yang harus dihadapi.
"Semua peraturan dan undang-undang sudah banyak dibuat. Tapi apakah realitas hukum dan politik kita sudah semakin beradab?" ujar Musa Asyarie yang juga mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga ini melempar pertanyaan. [rin]