WahanaNews.co | Tragedi gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11/2022) kemarin, menyimpan kisah sedih bagi sejumlah warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Tak hanya itu, ada juga kisah di luar nalar yang terjadi sejumlah warga korban gempa Cianjur tersebut.
Baca Juga:
Bupati Taput Serahkan Bantuan Mensos Tahap I untuk Pembangunan 22 Unit Rumah Korban Gempa
Seperti yang terjadi pada seorang kakek bernama Juki (78) warga Kampung Cugenang RT 03 RW 01, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Walaupun rumahnya rata dengan tanah akibat gempa, namun Juki selamat tanpa ada luka sedikitpun.
Yang membuat bingung semua orang, Juki pun tidak tahu bagaimana dirinya bisa selamat, sedangkan rumahnya tertimbun bersama 15 rumah tetangga dan temannya.
Baca Juga:
15.000 Superqurban Dikirim ke Turki untuk Makanan Darurat Korban Gempa
Kejadian ini tepatnya di blok longsor Cijedil jalan penghubung menuju Desa Mangunkerta.
Cerita ini diangkat oleh Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Cirebon, Faozan. Relawan yang diturunkan untuk membantu evakuasi korban gempa bumi Cianjur.
Ia bersama timnya berangkat menuju lokasi kejadian di hari pertama evakuasi pada Selasa (22/11/2022). Tepatnya di blok longsoran Jalan Mangunkerta, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Longsoran yang dahsyat, membuat kesulitan tim untuk menuju titik lokasi. Akses Jalan Mangunkerta lumpuh total.
Ketika tim sedang memeriksa keadaan sekitar. Tiba-tiba muncul seorang kakek dari semak jalan dekat pohon mahoni. Faozan menyebutkan, mustahil jika ada orang yang bisa masuk dari lokasi itu.
"Di sekitar pinggir jalan itu kan ada sungai. Lokasinya sepi engga ada orang. Kita lagi lihat-lihat lokasi untuk evakuasi, tiba-tiba kakek itu datang entah dari mana," kata dia.
Faozan pun memperlihatkan video percakapannya bersama kakek Juki. Faozan tampak bertanya kepada Juki. "Bapak, bapak ini mau ke mana? " tanya Faozan.
"Mau ke tempat dulu, lihat dulu (rumahnya)," jawab Juki.
"Rumah bapak di sana? " tanya lagi Faozan sambil menunjuk ke arah longsor.
"Iya, habis rumahnya pak, habis, " kata Juki sambil tersenyum.
Juki pun mengaku jika rumahnya ke longsoran pascagempa, Senin (21/11/2022) lalu. Sedikitnya ada 15 rumah termasuk miliknya tertimbun longsor.
Faozan kembali bertanya lantaran penasaran dengan sosok kakek Juki ini. "Keluarga bapak ke mana?". "Saya sendiri," jawab Juki.
Namun, ada jawaban yang cukup heran dari Juki. Dia sudah menyatakan bahwa ada 8 temannya yang tertimbun longsor dan sudah meninggal dunia.
Padahal menurut Faozan, ketika itu belum ada aksi evakuasi dari tim gabungan untuk mencari para korban. "Pernyataan si kakek ini kaya mengisyaratkan di lokasi itu ada yang tertimbun longsor, " ungkapnya.
Bukan itu saja, ada pengakuan kakek Juki yang membuat bulu kuduknya berdiri. Juki mengaku saat terjadi gempa, dia sedang duduk di teras gubuknya dekat pesawahan.
Juki mengaku terjatuh. Saat berdiri lagi, ia melihat longsoran tanah turun dan menghantam 15 rumah, termasuk rumah gubuknya.
Juki tidak tahu dan tidak bisa menjelaskan bagaimana dirinya bisa selamat dari peristiwa yang mengerikan itu. Ia hanya sadar kalau tanah longsoran sudah di bawah kakinya.
"Jadi kalau menangkap cerita dari si kakek (Juki) ini, tanah longsoran itu seperti melewati dirinya. Tapi saya tanya bisa selamat itu bagaimana, si kakek gak bisa jelasin. Tahu-tahu selamat gitu katanya," kata Faozan bernada heran.
Padahal, posisi rumah gubuk Juki ini ada di pertengahan bukit. Sedangkan tinggi longsoran tanah sekitar 100 meter.
"Mengerikan. Tapi si kakek ini bisa selamat. Kami saja heran. Aneh gitu. Gubuknya tertimbun, sawahnya tertimbun, eh dianya selamat," ungkapnya.
Hingga Jumat (25/11/2022), Juki belum bisa ditemukan lagi oleh tim BPBD dari Kabupaten Cirebon ini. Meski sudah dicari ke tempat pengungsian yang sebelumnya ia ceritakan.
"Sempat juga ngaku si kakek punya rumah di kota. Tapi engga bisa menjelaskan dimana nya. Ketika kita iseng tanya, rumahnya di pendopo bukan? Eh, malah jawab 'iya' katanya," pungkasnya. [sdy]