WahanaNews.co | Menteri BUMN, Erick Thohir, menargetkan maskapai Pelita Air Service dapat menerbangkan 20 pesawat pada pertengahan 2023.
"Insya Allah tahun ini bisa menerbangkan delapan pesawat, dan nanti pada pertengahan tahun depan bisa 20 pesawat," ujar Erick Thohir, dilansir dari Antara, Kamis (25/8/2022).
Baca Juga:
Erick Thohir Lepas Perdana Pelita Airbus A320
Erick Thohir mengatakan, memang tentu mekanisme dari dunia usahanya membutuhkan jumlah pesawat, hal ini yang coba didorong oleh Kementerian BUMN.
Kementerian BUMN sendiri sudah memberanikan diri untuk menerbangkan Pelita Air Service hanya dengan total tiga pesawat.
Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan Pelita Air disiapkan untuk target penumpang milenial yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia.
Baca Juga:
Tambah 2 Pesawat Baru, Pelita Air Service Siap Masuki Bisnis Penerbangan Regular
Konsep dan target yang dibangun Pelita Air sengaja dibuat berbeda dengan maskapai yang sudah ada.
Pelita Air akan terus menambah pesawat, dengan konsep-konsep kekinian.
Bagaimana mereka punya layanan dalam arti lebih simpel, dalam penyediaan makanan maupun entertaiment flight-nya juga menarik.
Erick Thohir berpesan agar Pelita Air dan maskapai lainnya untuk saling menunjang untuk kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia.
Kehadiran Pelita Air merupakan bentuk intervensi pemerintah dalam mewujudkan keseimbangan ekonomi di industri pesawat terbang Tanah Air, terlebih dengan melonjaknya harga tiket pesawat saat ini.
Dia menyampaikan harapan besar dari pemerintah kepada Pelita Air untuk menjadi paradigma baru industri penerbangan Indonesia.
Erick meminta dan mengharuskan Pelita Air menjadi salah satu tulang punggung pembangunan industri penerbangan domestik.
Pelita Air harus menjadi bagian dalam menyehatkan industri pesawat terbang di Indonesia.
PMN Garuda
Dalam kesempatan yang sama, Erick Thohir menyebutkan pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan bertambah hingga mencapai 120 unit di akhir 2022.
Erick Thohir menjelaskan pemerintah telah berhasil merestrukturisasi Garuda melalui penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) sehingga BUMN penerbangan tersebut dapat melakukan ekspansi secara lebih sehat.
"Salah satu indikasinya yang akan kita lakukan setelah selesai PKPU putusan, pemerintah akan kembali membantu PMN (penyertaan modal negara) sebesar Rp 7,5 triliun yang sebenarnya sudah diputuskan hampir 1,5 tahun lalu sebelum waktu itu kondisi Covid-19 terjadi," ujar dia.
Penambahan jumlah pesawat, kata Erick, juga sejalan dengan momentum pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.
Selain itu, dengan bertambahnya pesawat, ia mengharapkan dapat menekan harga tiket pesawat komersial yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir.
"Ini akan mulai menambah jumlah pesawatnya kembali di mana yang sekarang Garuda dan Citilink jumlahnya hanya 61, di akhir tahun akan mencapai angka 120. Nah, keseimbangan ini yang kita harapkan juga bisa memperbaiki tiket harga nasional," kata dia.
Erick Thohir juga menjamin pengadaan pesawat untuk Garuda akan sesuai dengan harga sewa berdasarkan mekanisme pasar.
“Selain itu juga, kita pastikan pesawat-pesawat yang baru ini harga sewanya sesuai dengan harga pasar, tidak harga yang seperti sebelumnya, yang terindikasi, bahkan sudah ada istilah tersangka untuk kasus korupsi untuk di Garuda,” ujarnya. [gun]