WahanaNews.co |
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengevaluasi proyek
listrik 35 ribu megawatt (35 GW).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian ESDM, Rida Mulyana, mengatakan, per April 2021, ada sebanyak 54
unit proyek yang belum melakukan kontrak, atau sebanyak 4,4 persen dari proyek
secara keseluruhan.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
"Untuk diketahui, beberapa kebijakan
mengemuka, yang masih belum konstruksi itu kita sedang evaluasi, apa diteruskan
apa tidak. Terlebih kalau di dalamnya pembangkit dari jenis fosil atau batu
bara khususnya," kata Rida, dalam konferensi pers, Jumat (4/6/2021).
Menurut Rida, salah satu alasan pemerintah
akan mengevaluasi proyek listrik 35 megawatt ini adalah karena masalah
pendanaan dari luar negeri.
Kementerian ESDM juga akan mengevalusi 43 unit
proyek yang sudah tanda tangan kontrak tapi belum konstruksi, atau sudah
kontrak tapi belum punya dana.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
"Karena, kita tahu, keuangan luar negeri
tidak akan lagi biayai. Artinya, proyek ini gak bisa terlaksana, karena gak
ada yang danai, gak bisa equity. Kita tanya satu-satu, pastikan,
berlanjut atau tidak," katanya.
Dari 54 unit yang akan dievaluasi itu,
rinciannya adalah 29 unit proyek atau 2 persen dalam tahap perencanaan.
Lalu sisanya, 25 unit proyek, dalam tahap
pengadaan.
"Kalau sekiranya keputusan go, demand
juga harus dipenuhi, kita harus cari plan untuk menggantikan peran dari
pembangkit fosil ini," kata Rida.
Rida memaparkan, dari proyek listrik 35
megawatt tersebut, baru 282 unit yang beroperasi atau sudah menghasilkan
listrik 10 giga watt atau 28 persen dari total keseluruhan proyek.
Sementara ada 91 unit proyek, atau 50 persen
dari total keseluruhan, yang kini dalam tahap konstruksi untuk menghasilkan
listrik 17,9 giga watt. [qnt]