WahanaNews.co | Layanan sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau Renewable Energi Certificate (REC) PLN kian diminati.
Hal tersebut dibuktikan melalui kesepakatan antara PLN dengan industri makanan dan bioteknologi asal Korea Selatan yakni PT Cheil Jedang Indonesia Site Pasuruan dan PT Cheil Jedang Indonesia Site Jombang.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Kesepakatan dengan Cheil Jedang Indonesia Site Pasuruan memiliki potensi pembelian REC sebanyak 110.490 unit atau setara 110.490 MWh.
Sementara, dengan Cheil Jedang Indonesia Site Jombang sebanyak 52.000 unit atau setara 52.000 MWh.
Associate Director Administration Cheil Jedang Indonesia Site Pasuruan, Imam Nachrowi mengungkapkan, perusahaannya terus memperhatikan isu lingkungan dalam pengembangan produknya selama ini. Salah satunya dengan memanfaatkan layanan dari REC PLN.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Secara korporasi kami telah memiliki sertifikasi A untuk ESG ( Environment Social Governance) di mana salah satunya rilis carbon harus terkontrol. Inilah langkah kami, CJI Site Pasuruan dan Jombang dialihkan penggunaan energinya menggunakan EBT, karena pasar kami 60 persennya di Eropa, dan jika di Eropa akan dikenakan pajak emisi, maka itu menjadi alasan kami menggunakan REC,” terang Imam.
Ia pun memberikan apresiasi atas layanan PLN. Ia juga mengucapkan terima kasih atas suplai pasokan listrik yang andal oleh PLN selama bertahun-tahun.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa (UID) Jawa Timur, Lasiran menerangkan, dengan layanan REC pelanggan akan mendapat pengakuan dari dunia internasional bahwa perusahaannya telah menggunakan energi terbarukan. Setiap satu unit REC merepresentasikan satu MWh listrik yang digunakan berasal dari pembangkit green energy.