WAHANANEWS.CO, JAKARTA - Terkait dengan peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Presiden RI Prabowo Subianto telah menyampaikan sejumlah informasi dalam forum internasional pidato onlinenya di World Governments Summit di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Kamis lalu.
Dalam rencananya, Prabowo menuturkan, Danantara diperkirakan akan mengelola US$900 miliar atau sekitar Rp14.724 triliun aset yang dimiliki pemerintah. Juga akan berinvestasi dalam proyek-proyek berkelanjutan dengan dampak ekonomi yang tinggi.
Baca Juga:
Buntut Hasto Ditahan, Kepala Daerah PDIP Dilarang Ikut Retreat: Hubungan Mega-Prabowo Dipertaruhkan
Proyek tersebut termasuk mempercepat transisi energi melalui investasi di sektor EBT, manufaktur canggih dan penguatan industri hilir juga menjadi prioritas, sejalan dengan upaya hilirisasi pemerintah.
Danantara juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan sektor pangan nasional serta meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan peternakan dalam negeri.
"Semua proyek-proyek ini akan berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%," ujarnya dikutip dari bloombergtechnoz.com, baru-baru ini.
Baca Juga:
Larangan Retreat Dianggap Perlawanan PDIP, Hubungan Mega-Prabowo Dipertaruhkan
Prabowo juga telah memastikan Badan BPI Danantara akan diluncurkan pada 24 Februari 2025 mendatang.
Badan tersebut direncakan setidaknya akan mengelola investasi mencapai sekitar Rp14.724 triliun, melalui berbagai aset yang dimiliki oleh pemerintah.
"Sembilan hari dari sekarang, kita akan luncurkan Dana Investasi Indonesia yang saya beri nama Danantara," ungkap Prabowo.
Bahkan BPI Danantara diketahui bakal turut dilibatkan dalam pelaksanaan program 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto. Hal tersebut diungkapkan oleh perwakilan BPI Danantara Pandu Sjahrir, yang juga turut hadir bersama Menteri BUMN, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), dan Bank Indonesia (BI) dalam pembahasan insentif pembiayaan rumah.
"Dari sisi kami mungkin hanya dua. Satu, semacam book building [penawaran] untuk interest, dan juga penambahan likuiditas untuk program 3 juta rumah ini," kata Pandu dalam konferensi pers, Rabu (12/2/2025) kemarin.
Pandu mengatakan, langkah itu dilakukan dengan menampung berbagai masukan dari pelaku pasar, yang diharapkan dapat mendorong investasi ke sektor perumahan.
Hanya saja, Prabowo belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai struktur atau strategi investasi Danantara. Namun, pemerintah tengah menyiapkan kerangka peraturan diharapkan segera terbit untuk memperjelas operasinya.
Adapun BPI Danantara belum lama ini resmi dibentuk setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disahkan menjadi undang-undang dalam Rapat Paripurna DPR pada Selasa (4/2/2025) lalu.
"Pendirian BPI Danantara yang akan melakukan pengelolaan BUMN, baik secara operasional maupun maupun didalamnya mengoptimalkan pengelolaan dividen dalam rangka membantu pemerintah," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam sidang tersebut.
Sementara itu, paripurna juga mengesahkan beberapa Daftar Inventarisasi Masalah (DIM). Dalam rancangan DIM terdapat rencana pendanaan awal Danantara sebesar Rp1.000 triliun. Angka 1.000 triliun berdasarkan modal konsolidasi BUMN tahun buku 2023 yang sebesar Rp1.135 triliun.
Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan RUU BUMN dirancang memiliki hubungan dengan pendirian BP Danantara.
Dalam RUU tersebut, akan mengubah definisi BUMN, agar memiliki payung hukum pembentukan badan yang digadang-gadang mirip Temasek Holdings yang dimiliki Singapura.
"Nanti kan ada kajian sama RUU BUMN dengan komisi-komisinya. Bukan di kami. Ini bukan inisiasi Menteri BUMN atau inisiasi pemerintah. Ini inisiasi DPR. Jadi nanti penggodokan disana kita akan lakukan," kata Erick di Kantor BUMN.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]