WAHANANEWS.CO, Jakarta - Jumlah penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini telah mencapai 5.582.470 orang. Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat terdapat 1.861 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Juru Bicara BGN, Redy Hendra Gunawan, menjelaskan bahwa kelompok penerima MBG berasal dari berbagai jenjang pendidikan dan kelompok rentan.
Baca Juga:
Bupati Tapteng Dukung Penuh Program MBG, Ciptakan Lapangan Kerja dan Dongkrak Ekonomi
“Kategori sasaran penerima manfaat MBG terdiri atas tingkat PAUD, TK, dan Raudatul Atfal dengan total 321.702 siswa. Kemudian tingkat SD-MI atau sederajat totalnya 2.400.183 siswa,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (30/6/2025).
Redy menambahkan, siswa tingkat SMP atau sederajat yang menerima manfaat mencapai 1.534.442 orang, sedangkan tingkat SMA/sederajat sebanyak 1.169.979 orang.
“Kemudian, untuk di pondok pesantren totalnya mencakup 27.760, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Dan Sekolah Luar Biasa 10.319 siswa, sedangkan seminari 802 siswa,” lanjutnya.
Baca Juga:
Program MBG Dorong Ekonomi Lokal, Tamsil Serukan Akselerasi Nasional
Selain peserta didik, MBG juga menyasar kelompok rentan lainnya, seperti ibu hamil (15.780 orang), ibu menyusui (26.504 orang), dan balita (74.999 anak).
Selama sepekan terakhir, program ini mengalami peningkatan dengan penambahan 373.531 penerima baru.
BGN juga mencatat pertumbuhan dari sisi dukungan ekonomi lokal.
Sebanyak 253 lembaga ekonomi lokal terdiri dari koperasi, BUMDes, dan pelaku UMKM telah berkontribusi memasok bahan makanan ke SPPG.
“Sebanyak 75.325 orang terlibat di dalam program MBG sebagai personel di SPPG. Jumlah ini bertambah 2.804 orang dari pekan lalu,”
ungkap Redy.
Ia menegaskan bahwa MBG bukan sekadar program bantuan makanan, melainkan sebuah infrastruktur sosial yang berdampak pada sektor kesehatan, pendidikan, serta penggerak ekonomi masyarakat.
“Bagi anak-anak, data menunjukkan sudah ada dampak awal yang positif, yakni tampak peningkatan status gizi setelah intervensi MBG,” jelas Redy.
Menariknya, meski memasuki masa liburan sekolah, program MBG tetap berjalan. Distribusi makanan tetap dilakukan enam hari dalam seminggu, dengan pengiriman utama pada hari Senin dan Kamis.
“BGN akan tetap mendistribusikan MBG tanpa terpengaruh jadwal libur sekolah, distribusi MBG akan tetap dilakukan selama enam hari. Sedangkan untuk frekuensi dilakukan pengiriman di hari Senin dan Kamis, dengan kombinasi berupa makanan siap santap dan makanan dalam kemasan,” katanya.
Redy menyebutkan, paket makanan yang dibagikan selama liburan terdiri dari kombinasi makanan siap santap dan makanan kemasan yang dikonsumsi selama beberapa hari ke depan.
“Kemudian di hari Kamis, kami mendistribusikan lagi makan siap santap. Dan pada hari Kamis diberikan paket makanan dalam kemasan untuk hari Jumat dan Sabtu,” imbuhnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]