Menurutnya, pemerintahan yang kurang maksimal disebabkan dari kinerja menteri yang tidak paham maksud dan kehendak Presiden itu sendiri. Sehingga, Immanuel berharap ada reshuffle kabinet demi meninggalkan 'legacy' yang baik meski reshuffle adalah hak prerogatif Presiden.
"Karena kita gak mau Presiden di pemerintahan keduanya meninggalkan warisan yang sangat buruk buat bangsa ini, makanya kita minta segera reshuffle, salah satu yang layak untuk di reshuffle yang selalu bikin masalah adalah Pratikno," ujarnya.
Baca Juga:
Jokowi Panggil Sejumlah Tokoh di Tengah Isu Resuffle
Immanuel menilai, Menteri Sekretaris Negara Pratikno berkali-kali bermasalah berkaitan dengan dokumentasi negara. Apalagi, tugasnya adalah memfilter keluar masuknya informasi berkaitan dengan kepentingan Presiden.
"Apalagi dia sekarang sebagai Sekretaris Negara, salah satunya (masalah) Omnibus Law, kedua soal Bipang, ketiga soal statuta UI dan belum yang lain lain, ini baru saya bicara baru kinerjanya, belum kejahatannya," ucapnya.
Dia mengatakan, bahwa hal tersebut berbahaya untuk pemerintahan Jokowi. Menurutnya, Menteri-menteri model tersebut kacau. Belum lagi menteri menteri lain yang tidak punya sense of crisis.
Baca Juga:
Nasdem Klaim Hubungan Jokowi-Surya Paloh Baik-baik Saja
"Yang kerjaannya masih jalan jalan, berbisnis di pemerintahan Jokowi, belum lagi menteri menteri yang ingin nyalonin Presiden kan kacau, gimana mau maksimal kerja Kementeriannya kalau mereka sibuk untuk iniin dirinya," ujarnya.
Menurut dia, Selain Pratikno, Menteri yang layak diganti adalah Menteri Perdagangan Mohammad Lutfi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Pertanahan Sofyan Djalil.
"Kita lihat sampai detik ini marak mafia tanah, mafia kesehatan, mafia obat, obat mahal, langka, belum lagi mafia PCR, kita lihat antigen antigen itu semua harus pakai standar Kemenkes, kita lihat alatnya juga tidak bagus," ucap Immanuel.