WahanaNews.co | Hasil survei terbaru Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) memperlihatkan fakta bahwa kaum milenial papua kini makin mencintai Presiden Joko Widodo (Jokowi), karena dinilai berpihak pada anak muda Bumi Cenderawasih.
Hal ini terutama setelah Presiden Jokowi meresmikan Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Kota Jayapura pada Selasa, 21 Maret 2023 lalu.
Baca Juga:
Aktivis HAM Esra Mandosir Meninggal Dunia, LP3BH Manokwari Sebut Kematiannya Diduga Tidak Wajar
Rumah kreasi bagi kaum muda Papua ini dinilai telah memberikan ruang untuk pengembangan kreativitas dan inovasi di berbagai bidang, seperti fesyen, industri kreatif, peternakan, dan perikanan, bahkan platform aplikasi.
“Secara umum, mayoritas responden mencintai langkah Presiden Jokowi yang telah menunjukan keberpihakannya terhadap masyarakat Papua, tak terkecuali kaum muda. Responden yang mengaku bangga dengan kebijakan afirmatif Presiden Jokowi di Papua, sebanyak 43,18 persen," kata Direktur Eksekutif LPI Boni Hargens dalam acara peluncuran Survei Nasional dan Diskusi Publik bertajuk Pandangan Milenial Papua terhadap Pemerintahan Presiden Jokowi di Jakarta, melansir Kompas TV, Sabtu (15/4/2023).
"Sementara responden yang menilai sangat bangga sebesar 39,13 persen,” imbuhnya.
Baca Juga:
Langkah Pengamanan Menjelang Pilkada Serentak, Asistensi Operasi Damai Cartenz di Intan Jaya
Boni mengatakan, survei LPI ini merumuskan keragaman pandangan kaum milenial Papua ke dalam empat indikator, yakni kesesuaian, efektivitas pemanfaatan, kontribusi pada perekonomian, dan kepuasan masyarakat.
Indikator kesesuaian, kata Boni, untuk mengukur dimensi perencanaan atau kebijakan dengan ekspektasi publik berikut realisasinya. Indikator ini juga berangkat dari literasi atau pengetahuan publik terhadap kebijakan pemerintah.
“Lalu, indikator efektivitas pemanfaatan untuk melihat bagaimana dimensi kebijakan dapat dipahami dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan publik."
Adapun indikator kontribusi pada perekonomian untuk mengetahui bagaimana kebijakan yang telah diterapkan berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian masyarakat, dan wilayahnya.
"Sedangkan indikator kepuasan masyarakat, untuk memotret tingkat kepuasan publik terhadap realisasi kebijakan pemerintah di lapangan,” kata Boni.
Dalam kesempatan yang sama, peneliti Litbang Harian Kompas, Yohan Wahyu, mengungkapkan hasil survei LPI tak jauh berbeda dengan hasil survei pihaknya.
"Pertama, survei itu sendiri tidak jauh berbeda dengan Litbang Kompas, meski pertanyaan berbeda, pertanyaan ke survei umum. Itu hasilnya separuh lebih mengapresiasi," kata Yohan.
Menurut dia, apresiasi ini lantaran pemerintahan Presiden Jokowi dinilai amat memperhatikan masyarakat di Bumi Cenderawasih.
"Apresiasi ini kita baca tidak lepas dari langkah-langkah pak Jokowi di Papua. Saya ingat kampanye Pak Jokowi itu pertama kali ke Papua. Pak Jokowi ini membangun narasi kembali keindonesiaan. Kami lihat itu kebijakan Jokowi itu kemudian turun sampai ke level masyarakat," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, dalam survei ini sebaiknya juga menonjolkan pertanyaan yang lebih detail, seperti persoalan ekonomi di sana.
"Tinggal kemudian jadi soal adalah faktor ekonomi, lapangan pekerjaan. Kesempatan lapangan pekerjaan belum didapatkan."
"Mestinya ada pertanyaan-pertanyaan terkait kinerja pemerintah. Sama misalnya mereka mau tidak terlibat aktif di creative hub ini atau tidak. Itu setidaknya mengukur juga minat mereka untuk terlibat aktif," ujarnya.
Ia menyebut, aktivitas di PYCH harus bisa melibatkan masyarakat sekitar dalam hal perawatan dan pembinaannya.
"Kedua, perlu diperkuat secara lebih detail atau apresiasi sikap mereka dalam creative hub ini. Latar belakang demografi responden, mestinya bisa dikelompokkan."
"Saya pikir ada pertanyaan-pertanyaan lain untuk bisa membaca hasil survei ini. Secara substansi lagi pemilih Kompas juga pernah menampung keindonesiaan," ujarnya.
Survei ini dilakukan pada 3-9 April 2023. Populasi survei adalah kalangan milenial yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Papua.
Metodologi survei yang digunakan adalah google form, surel, Whatsapp, Zoom dan wawancara tatap muka.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling di mana responden yang terpilih dari suatu wilayah, memiliki kriteria khusus seperti generasi milenial Papua dengan rentang umur 20 sampai 40 tahun.
Melansir Kompas TV, teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah cluster sampling di mana subjek yang ditunjuk sebagai sampel berada di satu wilayah dan memiliki kriteria khusus seperti generasi milenial yang berada atau berasal dari provinsi Papua.
Berdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 300 responden. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar 5% pada tingkat kepercayaan ± 95%. [eta]