WahanaNews.co | Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kerap membanding-bandingkan kinerja Presiden SBY di masa lalu dengan Presiden Jokowi saat ini.
Partai Demokrat menanggapi dingin tudingan Hasto. Demokrat sesumbar, justru kehidupan rakyat Indonesia lebih sejahtera saat dipimpin SBY, dibandingkan ketika Jokowi menjadi Presiden saat ini.
Baca Juga:
Kerap Sebut Miskin, Puluhan Petugas PPSU Minta Lurah Ancol Minta Maaf
Demokrat mengacu pada angka kemiskinan yang diturunkan SBY semasa menjabat. Bahkan penurunan angka kemiskinan diklaim sangat drastis sepanjang perjalanan dua periode SBY.
Menurutnya, sepuluh tahun Pemerintahan SBY, penduduk miskin berhasil dikurangi sebanyak 8,42 juta jiwa atau 842 ribu jiwa per tahun.
"Sedangkan lima tahun pertama Pemerintahan Joko Widodo, sebelum pandemi melanda, hanya mampu mengurangi 2,94 juta penduduk miskin, atau 588 ribu per tahun. Jauh sekali kan, bedanya?" tegas Herzaky dalam keterangannya, Senin (25/10).
Baca Juga:
Hasil Penelitian Ungkap Potensi Kaya atau Miskin Bisa Dilihat dari Wajah
Apa iya angka kemiskinan di era Presiden SBY mengalami penurunan drastis?
Penelusuran dilakukan dengan mengecek data angka kemiskinan di website resmi Badan Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), di tahun pertama SBY menjabat sebagai Presiden RI di tahun 2004, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 36,10 juta jiwa. Di tahun 2005 kemiskinan di Indonesia menurun menjadi 35,10 juta jiwa.
Sayangnya di tahun 2006, angka kemiskinan meningkat menjadi 39,30 juta jiwa. Merupakan angka tertinggi di periode pertama SBY menjabat sebagai Presiden. Angka kemiskinan di Indonesia, kembali menurun di tahun 2007 menjadi 37,17 juta jiwa. Penurunan kembali terjadi di tahun 2008, di mana saat itu angka kemiskinan menjadi 34,96 juta jiwa tahun 2008.
Sementara di periode kedua kepemimpinan Presiden SBY, angka kemiskinan di tahun 2009 kembali turun menjadi 32,53 juta jiwa. Penurunan juga terjadi di 2010, dengan angka kemiskinan 31,02 juta jiwa.
Pada 2011, BPS merilis data penduduk miskin sebanyak dua kali dalam setahun. Pada tahun itu pula, pemerintahan SBY berhasil menekan angka kemiskinan 30,02 juta orang pada Maret 2011. Kemudian September 2011, angka kemiskinan hanya 29,89 juta jiwa.
Bulan Maret 2012, angka kemiskinan kembali ditekan menjadi 29,13 juta jiwa. Sedangkan di September, Presiden SBY berhasil menekan angka kemiskinan 28,59 juta jiwa. Angka kemiskinan kembali turun di bulan Maret 2013 hanya 28,07 juta jiwa. September 2013 menjadi 28,55 juta jiwa.
Presiden SBY, saat berpidato kenegaraan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jumat (16/8/2013) lalu menyebutkan tingkat kemiskinan turun selama periode pertama dirinya menjabat.
Jika pada tahun 2004, tingkat kemiskinan mencapai 16,65 persen turun menjadi 11,37 persen sampai Maret 2013. Kemudian tingkat pengangguran turun dari 9,86 persen di 2004 menjadi 5,92 persen sampai Februari 2013.
Di akhir kepemimpinan Presiden SBY di periode kedua, data Maret 2014, angka kemiskinan mencapai 28,28 jiwa. September 2014, angka kemiskinan berhasil ditekan menjadi 27,73 juta jiwa. Angka ini merupakan jumlah penduduk miskin paling rendah pada masa kepemimpinan SBY.
Saat itu, Presiden SBY sendiri telah mengakui pemerintah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin sekitar 4,5 juta orang dalam lima tahun terakhir.
"Kita dapat menarik napas lega karena sejak 2004, angka kemiskinan terus menurun, walaupun sempat ada masa angka ini meningkat, khususnya 2005, karena krisis kenaikan harga minyak di dunia," kata SBY saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-69 di depan sidang bersama DPR dan DPD, pada September 2014 lalu.
Selama 10 tahun menjabat, SBY mengklaim ekonomi tumbuh rata-rata 6 persen. Kemudian pengangguran turun dari 9,9 persen menjadi 5,7 persen. Kemiskinan juga turun dari 16,7 persen menjadi 10,96 persen.
"Artinya kita bisa menurunkan angka kemiskinan sekitar 6 persen, atau setara dengan 8,6 juta orang yang keluar dari jerat kemiskinan. Sementara itu, lingkungan hidup kita makin terjaga. Ini membuktikan bahwa Strategi 4 Jalur dapat kita capai. Berarti pula kita dapat memenuhi janji kita," ucap SBY dalam pidatonya saat merayakan Ulang Tahun Partai Demokrat yang ke-17, September 2018 lalu.
Jumlah Kemiskinan Era Presiden Jokowi
Sementara itu, berdasarkan data BPS, di tahun 2015 angka kemiskinan pemerintahan Presiden Jokowi di bulan Maret mencapai 28,59 juta jiwa. Kemudian pada September, 28,51 juta jiwa.
Angka tersebut juga berhasil ditekan pada tahun berikutnya. Data Maret 2016, angka kemiskinan berjumlah 28,01 juta jiwa. Angka kemiskinan 27,76 juta jiwa di bulan September 2016. 2017, angka kemiskinan di bulan Maret mencapai 27,77 juta jiwa. Kemudian, September berjumlah 26,58 juta jiwa.
Presiden Jokowi kembali menekan angka kemiskinan di tahun 2018 hingga di angka 25,95 juta jiwa mengacu data Maret 2018. Kemudian September, angka kemiskinan 25,67 juta jiwa. Di tahun itu pertama kali Indonesia mendapatkan tingkat angka kemiskinan satu digit, terendah sejak 1998.
"Alhamdulillah angka kemiskinan di desa kelihatan turunnya," ungkap Presiden Jokowi saat itu.
Sementara di tahun 2019, pada bulan Maret, angka kemiskinan 25,14 juta jiwa. Angka kemiskinan berhasil ditekan September 2019 menjadi 24,79 juta jiwa.
Periode pertama, Presiden Jokowi, menjabarkan pengangguran menurun dari 5,81 persen pada Februari 2015, menjadi 5,01 persen pada Februari 2019. Penduduk miskin terus menurun dari 11,22 persen pada Maret 2015, menjadi 9,41 persen pada Maret 2019.
"Terendah dalam sejarah NKRI," ucapnya dalam pidato nota keuangan 2020 di Gedung DPR, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019 lalu.
Sayangnya, tepat setahun kemudian, pandemi Covid-19 melanda Tanah Air. Kondisi tak menentu membuat angka kemiskinan kembali melonjak. Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan mencapai 26,42 juta jiwa pada Maret 2020. Kemudian, September 2020, kemiskinan di Indonesia mencapai 27,55 juta jiwa.
Sementara di kuartal pertama tahun 2021, angka kemiskinan menjadi 27,54 juta jiwa di bulan Maret.
Mengacu data tersebut, tampak kinerja Presiden SBY dan Presiden Jokowi terkait upaya menekan angka kemiskinan tidak main-main. Hal itu dapat dilihat dari angka yang terus menurun dari tahun ke tahun. Sayangnya, pandemi yang melanda membuat angka kemiskinan kembali menanjak. [qnt]