WahanaNews.co | Dalam Rapat Kerja Nasional Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup Tahun 2022, Presiden Joko Widodo meminta agar dana lingkungan hidup fokus digunakan dalam menanggulangi masalah sampah dan penanaman mangrove.
"Dampak kerusakan lingkungan dan perubahan iklim tampak sangat nyata. Kerusakan lingkungan yang telah banyak mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan musibah lainnya," ujar Jokowi, Rabu (21/12/2022).
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Ia menyebutkan, perubahan iklim dunia mengakibatkan musim tidak menentu, perubahan suhu yang sudah dirasakan dan kenaikan air laut.
"Oleh karena itu, adanya pengelolaan dana lingkungan hidup harus betul-betul kita arahkan pada kegiatan yang real dan nyata yang berkaitan dengan lingkungan hidup," katanya.
Ditambahkan Jokowi, terkait lingkungan hidup, terlalu banyak aktivitas yang harus dikerjakan. Misalkan, urusan sampah, konservasi fauna, konservasi hutan mangrove, hutan hujan tropis, rehabilitasi lahan gambut.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
"Belum masuk lagi ke urusan sumber daya alam laut, sampah plastik yang masuk ke laut, masalah perlindungan terhadap kerang-kerang kita," ujar Jokowi.
Untuk itu, dana yang ada sekarang membesar. Presiden Jokowi pun meminta untuk konsentrasi pada dua hal terlebih dahulu baru masuk ke hal lain yang menjadi problem besar yang dihadapi.
"Jangan sampai semuanya anggaran ini dihajar ke mana-mana akhirnya tidak kelihatan dan tidak membawa dampak yang nyata kepada negara kita dan dunia," lanjut Jokowi.
Ia meyakini apabila apa yang dikerjakan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup terlihat nyata maka akan semakin banyak dana yang masuk untuk menjaga kelestarian lingkungan Indonesia.
"Saya yakin kalau barangnya kelihatan, dan kita rehabilitasi nya kelihatan, maka akan banyak dana-dana yang masuk dalam Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup ini," katanya. [sdy]