WahanaNews.co | Ada apa antara pemain bulutangkis ganda putra, Fajar Alfian, dengan legenda pebulutangkis, Taufik Hidayat?
Ternyata hanya soal sindir menyindir terkait bonus.
Baca Juga:
Wamenpora RI Taufik Hidayat: Siap Tingkatkan Prestasi Pemuda dan Olahraga
Taufik Hidayat tak ingin ambil pusing dengan sindiran atletnya sendiri, Fajar Alfian, terkait bonus.
Taufik Hidayat merupakan legenda hidup bulu tangkis Indonesia sekaligus Ketua Umum klub PB Sangkuriang Graha Sarana (PB SGS) PLN Bandung.
Sementara Fajar Alfian adalah pebulutangkis ganda putra andalan Indonesia yang masuk pelatnas sekaligus atlet jebolan PB SGS PLN Bandung.
Baca Juga:
Untuk Transaksi, Andhi Pramono Pakai Rekening Cleaning Service-Sekuriti
Selain Fajar Alfian, Anthony Sinisuka Ginting juga merupakan atlet jebolan PB SGS.
Fajar Alfian Sindir Klub SGS
Unggahan Fajar Alfian di Instastory miliknya pada 25 Januari 2022 memperlihatkan sang pemain memberi ucapan selamat kepada pasangannya, Muhammad Rian Ardianto, dan Marcus Fernaldi Gideon.
"Selamat bro @rianardianto dan @marcusfernaldig atas apresiasi juara Thomas dari klubnya pribadi. Salut," tulis dia.
Kala itu, Marcus dan Rian mendapat bonus Rp 250 juta dari klubnya, PB Jaya Raya.
"Asian Games, World Champions, terakhir Thomas Cup," imbuh dia.
"Klub kita kapan ya, Ting @sinisukanthony," sindir Fajar Alfian.
Balasan Taufik Hidayat
Taufik Hidayat tak mau ambil pusing soal sindiran tersebut.
Menurutnya, tidak semua klub bisa memberikan bonus kepada atletnya dengan jumlah yang sama.
"Selama ini klub mampu saja yang memberi bonus. Tidak bisa disamaratakan," kata dia, dikutip Antara News.
"Bonus itu tetap sesuai dengan kemampuan klub," sambung peraih medali emas Olimpiade 2004 Athena itu.
Sebagai salah satu solusi, Taufik Hidayat mempersilakan atletnya yang ingin pindah klub jika berkeinginan pindah.
"Silakan saja kalau pindah klub, namun semuanya harus sesuai dengan aturan. Kalau sudah pindah prestasinya harus lebih baik lagi," kata dia.
"Jangan cuma emosi, dia marah terus pindah," katanya, Kamis (14/4/2022).
Jika benar-benar pindah, ada aturan yang harus disetujui, khususnya biaya transfer.
"Ada biaya transfer, untuk besarannya sesuai dengan ranking. Kalau enggak salah paling rendah Rp 2 miliar." "Jika ranking tinggi, biaya juga mengikuti," jelas dia. [gun]