WahanaNews.co | Eks Presiden FIFA Sepp Blatter angkat bicara soal polemik Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Dia mengakui FIFA sudah salah langkah.
Kurang dari dua minggu lagi, Piala Dunia 2022 akan kickoff dengan Qatar vs Ekuador sebagai laga pembuka. Pesta sepakbola dunia tahun ini tak lepas dari kontroversi.
Baca Juga:
Ketum PSSI Ajak Tim Kerja Keras Meski Indonesia Naik Peringkat FIFA
Dimulai dari penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah sudah dipertanyakan, mengingat FIFA harus mengubah jadwal dari musim panas ke musim dingin karena persoalan cuaca. Alhasil, kompetisi di Eropa harus dipadatkan selama tiga bulan dan berakibat buruk untuk pemain.
Tak sedikit pemain top yang harus absen karena fisiknya sudah digeber duluan. Belum lagi pemulihan setelah tampil di Piala Dunia, mengingat kompetisi akan bergulir lagi.
Di luar lapangan, isu pelanggaran HAM terus bermunculan terutama soal pembangunan stadion-stadion di Qatar yang memakan banyak korban jiwa.
Baca Juga:
Pembunuhan Berencana di Muaro Jambi, Pelaku Terancam Hukuman Mati
Selain itu, ada juga kabar penolakan kepada suporter LGBTQ untuk masuk ke Qatar dan juga larangan minuman beralkohol. Piala Dunia yang biasanya bebas, kini dianggap terlalu banyak aturan.
Blatter sebagai Presiden FIFA mengaku salah sudah menunjuk Qatar sebagai tuan rumah. Pada rapat komite eksekutif FIFA pada 2010, Rusia dan Qatar ditunjuk menggelar Piala Dunia di 2018 dan 2022.
Padahal saat itu Blatter inginnya Amerika Serikat yang jadi tuan rumah. Alhasil, Blatter saat itu dikritik habis dan dianggap menerima suap dari Pemerintah Qatar.
"Penunjukkan Qatar adalah sebuah kesalahan," ujar Blatter yang sempat jadi tersangka kasus suap 1,7 juta dolar paun bersama mantan Presiden UEFA Michel Platini.
"Saat itu, kami sebenarnya di rapat komite eksekutif sudah setuju memberikan Piala Dunia 2018 untuk Rusia dan Piala Dunia 2022 untuk AS. Ini bisa jadi simbol perdamaian antara dua seteru politik jika mampu menggelar Piala Dunia secara beruntun," Blatter melanjutkan seperti dikutip Sky Sports.
"Qatar itu terlalu kecil, sepakbola dan Piala Dunia terlalu besar untuk mereka."
"Saya ulangi sekali lagi: pemberian Piala Dunia kepada Qatar adalah kesalahan, dan saya sebagai presiden yang bertanggung jawab saat itu. Tapi saya senang Piala Dunia bakal bergulir sebentar lagi, tapi dengan beberapa catatan, dan tidak ada pemain yang melakukan boikot."
"Bagi saya jelas, penunjukkan Qatar itu salah besar." [afs]