WAHANANEWS.co, Jakarta - Petinju Italia, Angela Carini, menjadi viral setelah melawan petinju Aljazair, Imane Khelif, dalam Olimpiade Paris 2024.
Carini mundur hanya 46 detik setelah pertandingan dimulai, seperti dilaporkan oleh AP.
Baca Juga:
Anthony Sinisuka Ginting Akui Kekalahan di Indonesia Open 2024 karena Kesalahan Sendiri
Carini tidak tahan menghadapi pukulan dari Khelif, yang juga viral karena status gendernya yang dipertanyakan.
Tahun lalu, Khelif didiskualifikasi dari kejuaraan World Boxing Championships 2023 karena gagal dalam tes kelayakan gender.
Sosok Angela Carini
Baca Juga:
Olympiade PTAR 2024, Lima Tim dari Universitas di Indonesia Masuk Babak Final, Siapa Saja?
Angela Carini, 25 tahun, berkompetisi di kelas 66 kilogram atau kelas welter. Dia memenangkan medali perak di kejuaraan dunia dan Eropa pada tahun 2019 serta medali emas di kejuaraan pemuda Eropa.
Namun, dia kalah dalam pertandingan pembuka di Tokyo. Nama panggilannya, "tiger," diberikan oleh ayahnya, Giuseppe.
Sebelum beralih ke tinju, Carini adalah juara menembak merpati tanah liat di Italia, mengikuti jejak kakaknya yang juga beralih dari olahraga menembak ke tinju.
"Kakak dan ayah saya mengajari saya tinju," kata Carini. "Saya berutang segalanya kepada mereka."
Pertandingannya Melawan Khelif
Pada pertandingan Kamis (1/8/2024), Carini terkena beberapa pukulan cepat dari Khelif sebelum akhirnya memutuskan mundur dari ring, kejadian yang sangat langka dalam tinju Olimpiade.
Carini tidak menjabat tangan Khelif setelah wasit secara resmi memenangkan Khelif dan menangis di atas ring setelah berlutut.
Aksi Carini memicu perdebatan di media sosial tentang apakah Khelif seharusnya diizinkan bertanding, mengingat Khelif pernah gagal dalam tes kelayakan gender dari Asosiasi Tinju Internasional (IBA).
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni membahas masalah ini dengan presiden International Olympic Committee (IOC), Thomas Bach, selama pertemuan di Paris pada hari Jumat.
IOC telah berulang kali membela hak Khelf untuk bertanding minggu ini.
"Meskipun kami meminta kepastian dan jaminan, baik untuk keselamatan atlet kami maupun untuk keteraturan kompetisi, mereka telah mengonfirmasi bahwa (Khelif) berada dalam parameter ini," kata presiden Komite Olimpiade Italia Giovanni Malagò.
Carini Mundur
Saat diwawancara, Carini yang masih menangis mengatakan bahwa ia berhenti karena rasa sakit dari pukulan pembuka Khelif, sambil menambahkan bahwa hidungnya berdarah setelahnya.
"Wajah dan hidung saya sakit," kata Carini, menurut harian olahraga Italia Gazzetta dello Sport.
"Saya tidak bisa bernapas lagi. Saya memikirkan keluarga saya, saya melihat saudara laki-laki saya di tribun dan saya pergi ke sudut untuk mengundurkan diri, dan saya belum pernah dipukul dengan pukulan sekuat itu," bebernya.
Carini menambahkan bahwa itu bukan gerakan yang direncanakan sebelumnya.
"Semua kontroversi ini membuat saya sedih. Saya minta maaf untuk lawan saya juga. Jika IOC mengatakan ia bisa bertarung, saya menghormati keputusan itu."
Carini juga meminta maaf karena tidak menjabat tangan Khelif setelah pertarungan.
"Saya tidak punya masalah dengan Khelif. Bahkan, jika bertemu dengannya lagi, aku akan memeluknya," sebutnya.
Kontroversi Gender Imane Khelif
Tahun lalu, Imane Khelif dilarang bertanding dalam World Boxing Championships yang digelar oleh International Boxing Association (IBA) karena gagal memenuhi persyaratan kelayakan untuk kompetisi wanita, menurut pernyataan IBA yang dikutip Forbes.
IBA tidak menjelaskan secara rinci mengapa Khelif gagal dalam tes kelayakan gender, namun menekankan bahwa itu bukan karena pemeriksaan testosteron.
Khelif sendiri mengidentifikasi dirinya sebagai wanita, bukan transgender maupun interseks.
Kejuaraan Dunia Wanita 2023 diselenggarakan oleh IBA, yang tidak lagi diakui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Sementara itu, cabang tinju Olimpiade musim panas ini diselenggarakan oleh Unit Tinju Paris (PBU), unit ad-hoc yang dibentuk oleh Dewan Eksekutif IOC, mengutip The Independent.
IOC mengatakan Khelif layak bertanding di kelas wanita.
IOC menyatakan bahwa semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 mematuhi peraturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku sesuai dengan aturan 1.4 dan 3.1 dari Unit Tinju Paris 2024.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]